Liputan6.com, Jakarta - Evaluasi keuangan menjelang akhir tahun mungkin menjadi agenda rutinitas Anda. Evaluasi keuangan ini dilakukan untuk dapat mengetahui pencapaian apa saja yang sudah dilakukan dan belum untuk mencapai tujuan keuangan di awal tahun.
Akan tetapi, menurut perencana keuangan Financia Consulting Eko Endarto seharusnya bukan lagi melakukan evaluasi jelang akhir tahun tetapi juga revolusi keuangan. Jadi mengubah total apa saja yang dilakukan untuk keuangan itu.
Eko mengatakan, ada sejumlah faktor yang perlu dicermati dalam revolusi keuangan itu. Pertama utang. Saat ini masyarakat begitu mudah untuk berutang terutama konsumtif. Kini utang telah menjadi sebuah kebutuhan bahkan tren. Hal ini berbeda dengan kondisi zaman orang tua dahulu.
"Kenapa utang masuk dalam revolusi keuangan? Karena kita masuk zaman untuk berutang sangat mudah. Utang itu tidak menjadi hal memalukan. Berbeda dengan orang tua zaman dulu. Mau utang saja setengah mati. Sekarang tidak. Orang mau utang kebutuhan dan jadi tren. Utang bukan lagi hal tabu tabu ini sudah biasa," ujar Eko saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (6/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
Ia menambahkan, jadi perlu hati-hati dengan utang yang dilakukan ke depan agar tidak menggagalkan revolusi keuangan. Akan tetapi, seseorang juga dapat berutang asal menggunakan utang itu menjadi utang produktif bukan konsumtif. "Bisa saja aset yang dulu didapatkan dengan berhutang diubah jadi aset produktif. Misalnya HP. Dulu sekadar karena suka sekarang kita ubah hp jadi produktif," kata Eko.
Kedua, investasi. Eko menuturkan, menyisihkan dana untuk investasi bukan lagi dari sisa tetapi komitmen untuk menyisihkan dana untuk investasi. Ini menjadi salah satu revolusi keuangan untuk komitmen berinvestasi.
"Kita masuk di zaman di mana godaan untuk konsumsi sangat besar. Orang tua saya tak nabung tetapi bisa sekolahkan anak. Karena uang mereka tak diapa-apakan, mereka bisa beli tanah dan emas, tetapi sekarang selain tanah bisa masuk ke kafe dan beli mobil terbuka lebar. Godaan untuk tak investasi sangat besar sehingga butuh revolusi," jelas Eko.
Kemudian ketiga, proteksi atau asuransi juga diperlukan agar revolusi keuangan yang dijalankan dapat terjamin. Eko menuturkan, bila dulu hanya memikirkan asuransi bila nanti ditawari agen atau yang lainnya. Kini mulailah berinisiatif untuk mencari tahu kebutuhan dan asuransi yang ingin dimiliki. "Ketika terjadi apa-apa dengan diri kita, revolusi tetap jalan," ujar Eko.
Keempat, konsumsi. Eko menuturkan apabila utang, investasi dan proteksi dapat diatur maka besaran konsumsi juga perlu diperhatikan. Dengan keempat ini dilakukan dengan komitmen maka dapat menjalankan revolusi keuangan berjalan baik.
** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6