Liputan6.com, Jakarta - Siapa pun yang menjadi Gubernur DKI Jakarta, pasti selalu mendapat perhatian publik. Tak hanya warga Ibu Kota, tapi juga penduduk luar kota. Sebut saja Ali Sadikin, Sutiyoso atau Bang Yos, Fauzi Bowo atau Foke, Joko Widodo atau Jokowi, hingga Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Gaya kepemimpinan mereka pun menjadi sorotan, mulai dari yang gemar membangun, gemar turun ke lapangan atau blusukan, ataupun yang gemar marah-marah. Nama yang terakhir, Ahok pun tak lepas dari sorotan. Mulai dari gayanya, hingga kebijakannya, selalu mendapat tempat di masyarakat, ada yang suka, ada juga yang tidak.
Mantan Gubernur DKI Sutiyoso atau Bang Yos mengatakan, semua ini berbeda zaman. Dan tentu, menurut Bang Yos, harus beda gaya.
"Pemimpin dari zaman berbeda, kondisi yang dihadapi berbeda. Gubernur Ahok dan Sutiyoso pun berbeda," ucap Sutiyoso di Jakarta, Minggu (Desember 2015) malam.
Baca Juga
Advertisement
Gaya kepemimpinan yang berbeda dengan kondisi berbeda, dituangkan dalam buku yang ditulisnya, berjudul 'Sang Pemimpin, Sutiyoso, Gubernur DKI Jakarta di Masa Sulit: Era Lima Presiden'.
"Karena itu saya menulis buku ini. Ini menjadi penting. Buku ini menjadi referensi. Bagaimana karakter, dan menyelesaikan persoalan berbeda," beber pria yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu.
Menurut dia, membangun Ibu Kota itu tidak mudah. Bagaimana menghadapi dan memahami karakter beragam di Jakarta, sambil menyelesaikan masalah di DKI. Salah satu yang dilakukannya, mengubah gaya kepemimpinannya yang dulunya menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Bang Yos pun menceritakan masa awal menjadi gubernur, ia belajar tersenyum dan familiar dengan warga. Ia bahkan kerap harus belajar 'cengengesan'.
"Saya banyak berlatih untuk tertawa dan lebih membungkukkan tubuh kalau berjalan, supaya tidak terlalu militer," kenang Sutiyoso.