Liputan6.com, Jakarta Banyak bangunan tua dan bersejarah di Indonesia, acap kali dijadikan tempat uji nyali atau dihuni sekawanan kelelawar dan burung. Hal ini membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya, putar otak.
Karenanya, dalam lawatannya ke negara Spanyol, Arief pun langsung menggandeng Paradores Group. Menurutnya, perusahaan yang berbasis di Spanyol itu berhasil mendirikan sejumlah tempat hiburan, tanpa menghilangkan nilai sejarah bangunan asli yang digunakannya.
Baca Juga
Advertisement
"Kami tawarkan dengan dua skema, mereka investasi ke Indonesia atau menjadi konsultan dari perencanaan, metodologi sampai operasional hotel dan restoran klasik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (6/12/2015).
Menurut Arief, salah satu kesulitan dalam menangani bangunan sejarah, karena bangunan tersebut tidak boleh diruntuhkan. Hanya diizinkan sebagai cagar budaya, dipoles, direvitalisasi, dan direstorasi, tanpa mengubah bentuk aslinya.
Karena itu, dirinya berkeyakinan, dengan merawat gedung tersebut, maka nilai gedung sejarah di Indonesia bisa meningkat.
"Kita berkeyakinan, nilai gedung-gedung sarat akan sejarah tersebut bakal meningkat, setelah direvitalisasi, seperti menjadi heritage hotel maupun restoran. "Kawasan itu juga ikut terangkat," tegas dia.
Dalam proses pengerjaan nantinya, beber alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, takkan dimulai dari awal. Sehingga, tidak perlu memakan banyak waktu, biaya, dan energi.
Agar proses pengerjaannya dapat segera dilakukan, Kemenpar pun terlebih dahulu mendata potensi heritage terlebih dahulu, untuk mengetahui bangunan mana yang lebih siap dikerjakan.
"Termasuk potensi pasar, connectivity, dan peran sebagai destinasi baru sebagai local impact," pungkas Arief.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6