Harga Emas Jatuh dari Level Tertinggi dalam 3 Minggu

Harga emas untuk pengiriman Februari turun 0,8 persen ke level US$ 1.075,20 di awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Des 2015, 06:40 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Chicago - Mengawali pekan ini, harga emas melemah 1 persen dari sesi sebelumnya setelah dolar Amerika Serikat (AS) terangkat data tenaga kerja AS pada Jumat pekan lalu. Rilis data tenaga kerja AS telah memperkuat harapan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada Desember 2015.

Di pasar spot, harga emas turun 1,1 persen ke level US$ 1.074,90 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Februari melemah 0,8 persen ke level US$ 1.075,20.

Harga emas tertekan ini juga dipicu dari penurunan harga minyak dunia ke level terendah dalam tujuh tahun. Sepanjang 2015, harga emas telah susut sembilan persen. Hal itu dipicu dari harapan rencana kenaikan suku bunga bank sentral untuk pertama kali pada Desember 2015. Pelaku pasar pun fokus terhadap rencana pertemuan bank sentral AS pada pekan depan.

"Kebanyakan orang melihat potensi kenaikan suku bunga di AS, dan mengabaikan semua berita lainnya," ujar Kepala Riset the Bank of Nova Scotia, Simon Weeks seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (8/12/2015).

Dalam riset Citi menyatakan, reli harga emas pada pekan lalu didukung aksi beli jangka pendek sehingga mengangkat harga emas. Harga emas diperkirakan masih dalam tekanan bila dilihat secara teknikal.

Selain itu, analis juga menilai dengan suku bunga bank sentral AS meningkat membuat emas menjadi tidak menarik. "Kami tetap  melihat harga emas masih tertekan, dan menurunkan target harga emas menjadi US$ 1.000 per ounce dalam 12 bulan," ujar Julius Baer. (Ahm/Igw)

** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya