Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi memperingati Hari Antikorupsi sedunia, 9 Desember di depan pintu utama Gedung DPR/MPR, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Koalisi ini terdiri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Lembaga Bantuan Hukum (LBH), dan grup musik yang menyuarakan perlawanan terhadap koruptor serta masyarakat dari berbagai elemen.
"Aksi ini sebagai bentuk tekanan ke DPR sebagai lembaga legislatif karena gerakan korupsi terasa sekali 'dirumahkan'," ujar pegiat antikorupsi dari ICW Tibiko Zabar di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Tibiko mengatakan, pihaknya juga mengkritik keras proses persidangan etik Ketua DPR Setya Novanto yang berlangsung tertutup, Senin 7 Desember kemarin.
Menurut dia, ada perbedaan sikap dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) kepada terlapor Setya Novanto dan pelapor Sudirman Said. Perlakuan MKD menyiratkan keberpihakan pada Setya.
Baca Juga
Advertisement
"Masyarakat cukup muak karena proses persidangan berlangsung kontra antara yang melapor dan terlapor. Yang melapor disudutkan, yang dilaporkan malah tertutup persidangannya," kata Tibiko.
Tak hanya berorasi, para pegiat antikorupsi ini juga memasang spanduk berukuran 12 x 7 meter bertuliskan 'Selamat Hari Anti Korupsi, Terima Kasih Atas Kerjasamanya'.
Dalam aksi ini, para pegiat antikorupsi kompak dengan 'dress code' warna hitam dan putih dan membawa poster bergambar gedung DPR/MPR yang terlilit pita film kaset. Ada juga gambar tikus yang memegang perisai bertuliskan DPR.