Liputan6.com, Kandahar - Baku tembak terjadi Bandara Kandahar, Afghanistan. Kelompok Taliban mengaku mengklaim serangan di lapangan udara yang dijaga ketat pada Selasa 8 Desember 2015 malam waktu setempat.
"Para penyerang berhasil menembus gerbang pertama kompleks di kota Afghanistan selatan itu, tempat markas NATO dan militer Afghanistan," ucap juru bicara Gubernur Provinsi Kandahar, Samim Khopalwaq seperti dikutip dari BBC, Rabu (9/12/2015).
"Beberapa pemberontak yang melakukan serangan itu," imbuhnya.
Para pejabat mengatakan para penyerang baku tembak dengan tentara di dalam bangunan. Otoritas lokal dilaporkan telah mengerahkan pasukan bantuan ke lokasi tersebut.
Taliban mengklaim telah membunuh 80 tentara melalui sebuah pernyataan yang belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Komandan angkatan udara Afghanistan di wilayah selatan, Raziq Shirzai mengatakan kepada BBC bahwa ada beberapa warga sipil di antara korban tewas dan terluka. Setidaknya 20 orang dilaporkan terluka.
Baca Juga
Advertisement
Belum diketahui apakah 'drama' baku tembak pada Rabu pagi itu telah berakhir dan menewaskan para militan.
Menurut laporan yang beredar, para militan dilaporkan mengambil posisi menyerang dari dalam sebuah sekolah di kompleks bandara.
Salah satu komandan militer Afghanistan di Kandahar, Dawood Shah Wafadar, mengatakan kepada BBC bahwa militan juga telah memasuki sebuah rumah dan menyandera keluarga di dalamnya.
Direktur Bandara Kandahar Ahmadullah Faizi menuturkan, beberapa penumpang terpaksa menunggu penerbangan komersial ke India di dalam terminal yang agak jauh dari lokasi pertempuran. Hal itu dilakukan hingga 'drama' baku tembak tersebut rampung.
Insiden itu terjadi pada malam kunjungan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani ke Pakistan untuk konferensi regional, di mana mereka diperkirakan akan membahas perundingan perdamaian dengan Taliban.
Kekerasan militan meningkat di Afghanistan sejak NATO dan pasukan militer AS 'angkat kaki' tahun 2014 lalu. Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban telah meraih serangkaian kemenangan di 'medan perang', termasuk saat menyerang sebuah kota di utara Afghanistan, Kunduz.