Liputan6.com, Coventry - Para peneliti telah menciptakan plester ibuprofen yang dapat mengirimkan obat penekan rasa sakit itu langsung ke tempat yang memerlukan hingga jangka waktu 12 jam.
Koyo jangka panjang ini dapat meniadakan keperluan untuk meminum obat yang bisa berbahaya pada dosis tertentu. Koyo ini juga dapat membantu pasien dengan kondisi kronis semisal sakit punggung, neuralgia, dan artritis.
Advertisement
Para peneliti di University of Warwick memanfaatkan teknologi polimer yang dikembangkan oleh perusahaan perekat Bostik. Dengan teknologi baru ini, dosis obatnya bisa ditingkatkan daripada koyo dan gel yang sekarang sudah ada.
Kata David Haddleton, peneliti kimia di University of Warwick, melalui suatu terbitan pers yang dikutip pada Kamis (10/12/2015), “Banyak koyo komersial ternyata sama sekali tidak mengandung agen penekan rasa sakit, tapi hanya mengandalkan penghangatan belaka.”
“Dengan teknologi kami, untuk pertama kalinya kami dapat menghasilkan koyo yang mengandung dosis efektif zat aktif semisal ibuprofen di mana koyo seperti ini belum pernah ada selama ini,” tulis David Haddleton.
Lanjutnya, “Kami juga dapat meningkatkan kandungan obat dan kelekatan koyo yang mengandung zat-zat aktif lainnya untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan hasil pengobatan.”
Menurut para peneliti, matriks polimer yang digunakan untuk melekatkan koyonya mengandung sekitar 30% ibuprofen berdasarkan beratnya, jauh lebih banyak daripada angka 10% pada koyo dan gel lain.
Para peneliti mengatakan bahwa hanya ada sedikit zat yang dapat dipakai pada koyo untuk memungkinkan kelekatan, kandungan tinggi obatnya, supaya koyo itu tetap tipis dan luwes.
Koyo ini diharapkan masuk ke pasar dalam waktu 2 tahun oleh Medherent, suatu perusahaan yang dibentuk oleh Haddleton bersama dengan universitas tersebut dengan tujuan komersialisasi koyo penekan rasa sakit maupun sejumlah produk yang dimungkinkan oleh teknologi tersebut.