Liputan6.com, Jayapura - Satu kampung di Towe Atas, Distrik Towe Hitam-Kabupaten Keerom, Papua, tidak melakukan pemungutan suara serentak hari ini. Alasannya, logistik dan petugas penyelenggara pemungutan suara belum tiba di lokasi karena banjir dan cuaca buruk.
Ketua KPUD Keerom, Bonafasius Bao menuturkan pemungutan suara susulan di kampung itu akan dilakukan pada tanggal 10 Desember. KPU dan Panwas Keerom telah mengambil keputusan bersama untuk masyarakat setempat tetap menyalurkan hak pilihnya.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini Panwas Keerom sudah memberikan rekomendasi adanya Pilkada susulan dan KPUD akan bersama menjalankan rekomendasi ini dengan pemangku kepentingan.
"Kami sudah merencanakan yang terbaik. Logistik sudah kami geser mulai tanggal 3 Desember, tetapi karena cuaca buruk, maka petugas dan logistik terhalang di Towe Hitam," terang Bao kepada wartawan di Keerom, Rabu (9/12/2015).
Beberapa kali petugas sempat masuk hutan dan akhirnya kembali karena sungai yang harus dilewati berarus deras.
Ada sekitar 100 pemilih yang melakukan pencoblosan di lokasi itu. Saat ini petugas penyelenggara sudah berada di Towe Atas, beberapa penyelenggara berjalan kaki dari Kampung Web, Distrik Waris.
"Kami berharap air cepat surut dan logistik sudah berada di kampung dan sesegera mungkin bisa dilakukan pencoblosan. Untuk menuju lokasi Towe Atas, membutuhkan waktu 15 jam berjalan kaki dari Towe Hitam dan sungai yang dilewati berarus deras," jelas dia.
14 Desember
Anggota Panwas Keerom, Natalia Yonggo menuturkan rekomendasi panwas yang dikeluarkan adalah memberikan batasan waktu pencoblosan di Towe Atas hingga 14 Desember. Keterlambatan logistik dikarenakan cuaca buruk dan kondisi medan yang tidak mungkin dilalui.
"KPUD Keerom telah menindaklanjuti permasalahan ini dan kami berharap dapat dilakukan secepatnya," ujar Natalia di tempat sama.
Komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti, Kolonel INF Sugiyono mengatakan saat ini ada pasukan dari Batalyon 406 di Towe Hitam. Informasi yang diterimanya menyebutkan mulai besok akan dibangun bivak atau tenda darurat, guna memantau debit air di sungai tersebut.
"Lebar sungai memang hanya 30 meter. Sungai itu juga sungai musiman dan saat musim kemarau air bisa surut, bahkan tak ada airnya. Tetapi saat musim hujan, air bisa seperti arung jeram dan membahayakan," katanya.
Kapolres Keerom, Ajun Komisaris Besar Tober Sirait menyebutkan TPS di Kampung Towe Atas masuk dalam klasifikasi TPS rawan khusus. Kepolisian telah berkoordinasi dengan KPU untuk menggeser logistik 1 minggu sebelum pencoblosan.
"Saya mendapatkan info pagi tadi, petugas yang membawa logistik sudah kembali ke Towe Hitam dan selama 5 hari memang berada di hutan dan tak dapat dihubungi karena tak ada signal komunikasi. Kampung tersebut memang belum pernah didarati heli dan hanya lewat jalan darat lokasi itu dapat ditempuh," kata dia.