Ada Tonjolan di Miss V, Waspada Rahim Melorot

Perjuangan wanita saat melahirkan begitu berat.

oleh Melly Febrida diperbarui 10 Des 2015, 09:30 WIB
Rahim terluka

Liputan6.com, Jakarta Perjuangan wanita saat melahirkan begitu berat. Banyak yang bisa terjadi usai melahirkan, salah satunya rahim melorot atau yang lebih dikenal prolaps uteri. Namun, orang awam sering menyebutnya dengan turun berok.

Itulah yang dirasakan Allison Henry. Risiko rahim melorot itu memang meningkat usat melahirkan. Allison berbagi kisahnya di situs MomLogic.com. Ia menceritakan ketika masalah itu datang di akhir kehamilan keduanya.

Allison mengalami pendarahan dan sembelit selama 15 minggu. Namun ia bisa melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat meski prematur. Kemudian, dia menyadari ada sesuatu yang salah.

Allison mengatakan saat menggunakan toilet ia menyadari seperti ada sesuatu yang menghalangi saluran vaginanya. Tapi gangguan itu semakin terasa di akhir tahun."Itu seperti bagian di dalam saya ada di luar dan mereka keluar," kata Allison yang dilansir Mirror, Kamis (10/12/2015).

Allison mendatangi dokter dan menjelaskan apa yang dirasakannya. "Vagina saya melorot dari tubuh saya," ujarnya mencontohkan.

Allison kemudian dirawat, tapi ia menemui banyak masalah. Allison sampai menjalani banyak operasi, seperti operasi usus buntu, yang menyebabkan gangren dan masalah kandung kemih, hingga histerektomi (pengangkatan rahim). Dan akhirnya ia menjalani operasi membentuk sebuah labia vagina baru. Kini, ia sudah pulih.

Allison sebenarnya mengalami prolaps uteri. Menurut NHS, kondisi ini terjadi ketika organ panggul prolaps menonjol dibanding organ panggul lain seperti rahim, kandung kemih, atau usus di dalam vagina. Gejala yang mungkin dirasakan termasuk sensasi tonjolan atau sesuatu turun atau keluar dari vagina, yang kadang-kadang pasien perlu mendorongnya kembali.

Prolaps uteri bisa membuat ketidaknyamanan selama berhubungan seks dan membuat masalah ketika buang air, seperti debit pipis yang lambat, kandung kemih terasa tak kosong, perlu lebih sering buang air kecil, dan bocor sedikit urine ketika Anda batuk, bersin atau olahraga. Prolaps uteri bisa dikaitkan dengan usia, serta menopause, obesitas, dan operasi panggul akibat masalah lain.

Dokter Kandungan dan Ginekolog di Los Angeles Dr Jessica Schneider mengatakan beberapa wanita mengeluh merasakan sesuatu atau ada tonjolan di vagina saat mengalami prolaps uteri.

"Apapun itu yang jatuh akan menentukan apakah ada masalah kemih, seksual, atau disfungsi defecatory," tuturnya.**

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya