Liputan6.com, Jakarta Studi besar pertama ini dilakukan untuk melihat seberapa sering wanita berhubungan seks dan apa saja dampaknya bagi kehidupan mereka.
Penelitian ini telah menemukan sebanyak 3 persen wanita cenderung 'hiperseksual'. Peneliti Jerman menemukan kemungkinan masalah dalam berhubungan seks disertai dengan tingginya tingkat masturbasi juga berasal dari pornografi. Mereka menyerukan penelitian lebih lanjut dalam masalah ini - dan mereka juga merekomendasikan orang-orang yang menderita hiperseksual untuk mendapatkan terapi.
Sebagian besar perempuan yang disurvei berasal dari kalangan mahasiswa di Universitas Medical Center Hamburg-Eppendorf. Tim Hamburg menjelaskan para peserta menjawab pertanyaan yang disebut hiperseksual inventarisasi perilaku, yang mencakup 19 pertanyaan tentang seberapa sering mereka melakukan seks dan mengatasi sisi emosionalnya saat bercinta.
Baca Juga
Advertisement
"Frekuensi masturbasi, penikmat pornografi, dari sejumlah pasangan seksual itu dikaitkan dengan seberapa tinggi derajat hipersksualitas dapat diukur dengan HBI,' ujar peneliti, yang dipimpin oleh Verena Klein, ditulis dalam Journal of Sexual Medicine, dikutip dari laman Dailymail, Jumat (11/12/2015).
Hasil dari penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya, wanita hiperseksual biasanya hanya menggunakan emosi dan perilaku seksualnya dalam mengendalikan dan mempengaruhi hubungan interpersonal antara wanita tersbut dengan pasangannya.