Pemandangan deretan ruang tidur bagi para migran di dalam hanggar bekas bandara Tempelhof di Berlin, Jerman, Rabu (9/12/2015). Jerman menerima satu juta migran dari beberapa negara yang sedang dilanda perang. (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Pemandangan sejumlah tenda yang didirikan bagi para migran di dalam hanggar bekas bandara Tempelhof di Berlin, Jerman, Rabu (9/12/2015). Jerman menerima satu juta migran dari beberapa negara yang sedang dilanda perang. (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Seorang wanita berjalan melewati deretan toilet portable di tempat penampungan bagi para migran di dalam hanggar bekas bandara Tempelhof di Berlin, Jerman, Rabu (9/12/2015). (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Anak-anak bermain di dekat tenda yang didirikan bagi para migran di dalam hanggar bekas bandara Tempelhof di Berlin, Jerman, Rabu (9/12/2015). Jerman menerima satu juta migran dari beberapa negara yang sedang dilanda perang. (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Sejumlah anak berdiri di ruang tidur bagi para migran yang didirikan di dalam hanggar bekas bandara Tempelhof di Berlin, Jerman, Rabu (9/12/2015). Jerman menerima satu juta migran dari beberapa negara yang sedang dilanda perang. (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Pemandangan deretan ruang tidur bagi para migran di dalam hanggar bekas bandara Tempelhof di Berlin, Jerman, Rabu (9/12/2015). Jerman menerima satu juta migran dari beberapa negara yang sedang dilanda perang. (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Orang berkumpul di dekat tenda yang didirikan bagi para migran di dalam hanggar bekas bandara Tempelhof di Berlin, Jerman, Rabu (9/12/2015). Jerman menerima satu juta migran dari beberapa negara yang sedang dilanda perang. (REUTERS/Fabrizio Bensch)