Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati Hari Bhakti Transmigrasi 2015 yang diperingati setiap tanggal 12 Desember, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia melakukan ziarah ke Makam Pionir pembangunan transmigrasi, Desa Sukra Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, pada hari Kamis (10/12/2015).
Pada kesempatan ini, Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi Roosari Tyas Wardani menyampaikan, ziarah ini memberikan semangat kepada pemerintah untuk menjalankan program transmigrasi secara berkelanjutan, agar dapat meningkatkan kualitas program ini sebagai salah satu program andalan pemerintah yang dapat mengurangi kemiskinan, pengganguran, dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Advertisement
“Tentunya peringatan ini memberikan motivasi untuk kita, sebagai penyelenggara transmigrasi, dan bagi masyarakat Indonesia, bahwa program transmigrasi ke depan masih terus dibutuhkan ada, sepanjang masyarakat Indonesia masih ada yang belum sejahtera, masih ada ketimpangan pembangunan; masih ada yg wilayah terbelakang, program transmigrasi solusi untuk menjawab semua itu,” ujarnya.
Beliau pun turut menyampaikan harapan kepada generasi penerus bangsa untuk turut berpartisipasi di dalam pembangunan desa dan transmigrasi. “Generasi penerus harus bisa lebih berkarya dan maju, dan ingat bahwa adanya perubahan, teknologi yang semakin maju, harus diaplikasikan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman,” kata Roosari.
Ziarah ke Makam Pioner transmigrasi memang rutin dilakukan setiap tahunnya. Ziarah ini untuk memperingati dan mendoakan rombongan transmigran pertama yang meninggal dunia akibat kecelakaan yang terjadi di Kali Sewo, Desa Sukra Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Selain ziarah, Roosari Tyas Wardani mewakili Kemeterian Desa, PDT dan Transmigrasi juga memberikan santunan untuk ketiga orang anak transmigran yang selamat dari kecelakaan tersebut, yaitu Djaenali, Suyanto, dan Sangidu.
Program Kota Terpadu Mandiri Transmigrasi
Di samping itu, Roosari juga menjelaskan langkah maju untuk menjalankan program transmigrasi. “Program transmigrasi kalau dulu memang penataan persebaran penduduk lebih dari Jawa, Bali, Lombok, keluar P. Jawa, namun sekarang transmigrasi merupakan penataan persebaran penduduk di kawasan transmigrasi,” ucapnya.
“Kawasan transmigrasi sekarang tentu prioritas di luar Pulau Jawa. Sehingga masyarakat bisa mengisi kawasan-kawasan yang sudah ada, kawasan yang masih baru dan kosong, bahkan juga di kawasan perbatasan,” lanjut Roosari.
Beliau pun mengatakan jika transmigrasi bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat, mempercepat pemerataan pembangunan daerah, dan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
“Kami bertujuan untuk membangun permukiman transmigrasi menjadi desa mandiri. Bahkan sekarang, banyak lokasi transmigrasi yang sudah berkembang menjadi 104 ibukota kabupaten/kota, 2 ibukota provinsi, 385 kecamatan, 1183 desa-desa definitif, bahkan ada kurang lebih 3583 desa baru” ungkapnya.
Roosari pun berharap dengan adanya program transmigrasi berbasis kawasan, nantinya, kawasan transmigrasi dapat berkembang menjadi Mandiri, bahkan bisa menetaskan desa baru dan desa mandiri di kawasan transmigrasi.
Menurutnya dengan adanya keberhasilan yang diciptakan oleh daerah-daerah yang memiliki potensi untuk transmigrasi, tentunya akan menjadi daya tarik untuk Indonesia dan bisa mengurangi urbanisasi ke kota.
“Kita siapkan Kawasan Transmigrasi sebagai daya tarik bagi masyarakat indonesia yang masih berketerbatasan, untuk mengisi kawasan transmigrasi yang memiliki peluang usaha, kesempatan kerja, kesempatan meningkatkan kesejahteraannya, dan otomatis mereka tidak akan tertarik lagi ke kota dimana urbanisasi semakin berat, bahkan akan mengurangi TKI yang keluar negeri,” jelasnya
Program di Tahun 2016
Memasuki tahun 2016, Ros pun mengungkapkan program baru yang akan dilakukan,yaitu pengembangan transmigrasi di daerah perbatasan Indonesia. Menurutnya, daerah-daerah perbatasan Indonesia merupakan beranda depan Indonesia yang harus tumbuh, maju dan masyarakatnya sejahtera.
“Alangkah baiknya jika program nasional memprioritaskan program transmigrasi di daerah-daerah perbatasan, sehingga nantinya dapat menciptakan titik-titik tumbuh berkembang di sepanjang wilayah perbatasan indonesia, tentu itu akan menjadi daya tarik sebagai beranda depan indonesia,” tutupnya.
(Adv/CT)