Iwan Setyawan, Penakluk New York yang Menggilai Yoga

Iwan Setyawan tak menyangka kisahnya berjuang menaklukkan New York mengantarkannya jadi salah satu penulis laris.

oleh Risa Kosasih diperbarui 11 Des 2015, 12:30 WIB
Iwan Setyawan tak menyangka, kisahnya berjuang menaklukkan New York mengantarkannya jadi salah satu penulis laris di Indonesia. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Dulu mungkin Iwan Setyawan tak menyangka, kisahnya berjuang menaklukkan New York mengantarkannya jadi salah satu penulis laris di Indonesia. Pria asal Batu, Malang itu menulis 9 Summers 10 Autumns, salah satu buku dalam daftar 10 besar Katulistiwa Literary Award, ajang penghargaan karya sastra terbaik Tanah Air.

Sejatinya, dalam perjalanan karier Iwan di Amerika Serikat, terselip cerita tentang yoga, 'pahlawan' yang mengangkat tekanan hidupnya di Negeri Adidaya itu. "Di New York yang ramai, saya merasa kesepian dan teman saya menyuruh saya untuk mencoba yoga," tuturnya kepada Liputan6.com, pada Kamis (10/12/2015) sore.

Iwan mengaku saat itu ia tengah stres dan menahan rindu untuk pulang ke Indonesia. "Saya tertekan antara ingin pulang ke Indonesia tapi takut tidak punya pekerjaan dan bingung mau ke mana," kata pria 41 tahun ini lagi.

Foto dok. Liputan6.com

Saat pertama kali ikut metode Jivamukti Yoga, Iwan mengaku dirinya meneteskan air mata. Dia sendiri heran, bagaimana bisa sampai merasakan kelegaan sampai menangis.

"Dulu satu studio yoga ada orang Lebanon, Korea Selatan atau Asia seperti saya, Eropa, dan macam-macam. Kami sama-sama dalam keadalan yang kacau balau, makanya saya baru tahu kenapa banyak yang nangis," kata Iwan.

"Itu momen yang buat saya sadar kalau saya tidak bisa jauh dari yoga. Sejak delapan tahun menjalaninya, saya merasakan manfaat secara spiritual," pungkasnya. (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya