Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa perang di masa depan adalah perang cuci otak. Untuk itu, Indonesia harus tetap berpegang pada Pancasila.
"Lihatlah, Inggris tidak mau ikut Eropa, antara lain alasannya adalah jika mereka masuk Eropa maka hilanglah peran Ratu di Inggris," kata Ryamizard di acara silaturahmi dengan pimpinan redaksi media massa di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Sistem komunis di China, kata dia, ternyata memang bagus buat negara itu. "Tapi, belum tentu bagus buat negara kita. Bagi China, jika sistem komunis dihilangkan, bisa bubar negara itu."
Pada kesempatan itu, Ryamizard juga mengungkapkan bahwa Indonesia sedang menyiapkan pasukan cyber untuk membantu pertahanan negara.
"Kita sudah memiliki peralatannya, kita sednag menyiapkan personelnya. Tidak semuanya tentara, ada juga ahli-ahli yang kita rekrut."
Baca Juga
Advertisement
Bela Negara
Ryamizard memastikan pihaknya telah melaksanakan pendidikan pembentukan kader pembina bela negara di 43 Kabupaten di seluruh Indonesia.
Dalam pelaksanaan program itu, sambung Ryamizard, pihaknya menggandeng beberapa instansi terkait di antaranya sekolah umum, LSM, BUMN/BUMD, TNI dan sejumlah profesional muda seperti ekonom dan pengusaha.
"Sampai dengan akhir November 2015 ini, dari 45 Kabupaten atau kota yang ditargetkan, sudah ada 43 yang telah selesai," ungkap Ryamizard.
Dua Kabupaten/kota lainnya yakni Manado dan Balikpapan, masih dalam tahap dan penyelesaian kegiatan pendidikan dan pembentukan kader pembina bela negara.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menambahkan, tiap Kabupaten/kota itu nantinya akan menghasilkan 100 orang kader bela negara. Sehingga akan ada 4.500 kader yang bakal dilibatkan dalam program bela negara selanjutnya.
"Kader-kader bela negara yang potensial ini untuk disebar di seluruh wilayah Indonesia. Agar segera menyosialisasikan program bela negara yang terstandardisasi," tukas Ryamizard.