Menlu: Pernyataan Trump Bertentangan dengan Nilai yang Dianut AS

Menlu menilai pernyataan Trump tidak membantu dunia untuk menegakkan toleransi.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 11 Des 2015, 13:40 WIB
Donald Trump. | via: money.cnn.com

Liputan6.com, Nusa Dua - Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump membuat dunia geger. Penyebabnya ialah ia akan melarang umat Muslim masuk ke Amerika Serikat.

Komentar itu sontak mengundang komentar. Kali ini tanggapan datang dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dia menegaskan apa yang keluar dari mulut pengusaha properti itu bertentangan dengan nilai keberagaman yang dianut AS.

"Pernyataan tidak sesuai dengan nilai-nilai pluralisme yang diadopsi masyarakat AS karena moto AS e pluribus unum (out of many, one)," kata Retno di Nusa Dua, Jumat (11/12/2015).


Moto tersebut disampaikan atas fakta AS dibentuk atas kesediaan 13 koloni kecil untuk bergabung sebagai sebuah bangsa tunggal. Menlu menilai pernyataan Trump tidak membantu dunia untuk menegakkan toleransi.

"Saya kira pernyataan itu tak membantu upaya dunia. Sekarang, kita berusaha menggalang global action nilai pluralisme dan toleransi karena itu yang dibutuhkan oleh dunia saat ini," tambah dia.
 
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan begitu banyak muslim seluruh dunia membenci Amerika Serikat sehingga penting bagi negeri itu untuk melarang mereka masuk.

"Sampai kita bisa memilah dan mengerti masalah ini, mengapa mereka membenci kita, bahaya ancaman itu masih nyata. Negara kita tidak bisa lagi menjadi korban penyerangan bagi mereka yang hanya mengerti soal jihad dan tidak punya rasa hormat terhadap kemanusiaan," kata Trump seperti dilansir dari The Guardian, Selasa, 8 Desember 2015.

Keterangan itu disampaikan Donald Trump beberapa jam sebelum berkampanye di atas kapal induk USS Yorktown, kapal peninggalan Perang Dunia II yang berlabuh dekat Charleston South Carolina. Lokasi tersebut dipilih secara hati-hati untuk memperingati 74 tahun penyerangan Jepang ke Pearl Harbor yang membawa AS dalam situasi perang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya