Ini Mekanisme Penjaringan Layanan Lokal dari ATSI

Satu hal yang tidak kalah penting, layanan lokal ini tidak boleh berafiliasi dengan operator seluler.

oleh M Hidayat diperbarui 11 Des 2015, 19:40 WIB
Ilustrasi jaringan telekomunikasi memancar dari tower. Kredit: Redmondpie

Liputan6.com, Jakarta - Angin segar tampak sedang berembus bagi layanan lokal. Sebab, saat ini Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) sedang menjaring layanan lokal yang akan diberi dukungan penuh oleh ATSI.

Untuk sementara ini, ATSI akan memilih tiga layanan lokal terlebih dahulu. Ketiganya harus termasuk ke dalam kategori social media dan messaging, sudah memiliki antara 100-500 ribu pelanggan, dan dimiliki sepenuhnya oleh orang Indonesia.

Satu hal yang tidak kalah penting, layanan lokal ini tidak boleh berafiliasi dengan operator seluler.

"Jadi kita akan pilih tiga dahulu. Dan dalam waktu dua minggu kita mengharapkan yang punya syarat-syarat tersebut memasukkan aplikasinya ke ATSI, dan kemudian kita akan pilih dalam waktu dua minggu," terang Alex Rusli, ketua ATSI di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (11/12/2015).

Kemudian pada pertengahan Januari nanti, lanjut Alex, pihaknya sudah akan mulai mempromosikan tiga layanan yang dipilih tadi. Untuk mekanismenya, Alex menuturkan bahwa pengembang layanan harus mengajukan permohonan terlebih dahulu.

"Mereka harus memasukkan aplikasinya dulu. Mengajukan permohonan dulu. Tinggal kirim via email ke ATSI," ujar Alex yang juga merupakan Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo.

Terkait dukungan, dalam bentuk promosi misalnya, ATSI akan mempromosikan ketiga layanan lokal terpilih di semua acara ATSI. Bukan hanya itu, ATSI juga akan push ketiganya melalui SMS.

"Kita akan push melalui SMS. Terus kalau perlu, kita juga push melalui MMS, sehingga aplikasi tersebut langsung terpasang di handphone pelanggan. Dan saat ini yang masih kita dorong minimal di Android. Minimal ya," papar Alex.

Para pengembang dapat mengirimkan proposal layanan besutannya ke sekretariat ATSI di alamat info@atsi.or.id.

(Why/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya