Liputan6.com, Garut - Akibat rakit yang biasa menjadi sarana penyeberangan menuju sekolah hanyut terbawa arus sungai, siswa Sekolah Dasar di Garut, Jawa Barat, terpaksa menggelar Ujian Akhir Semester di sebuah bangunan mesjid.
Potret buram dunia pendidikan tersebut terjadi akibat jembatan penghubung satu-satunya menuju ke sekolah terputus hampir 2 tahun lamanya.
Advertisement
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (12/12/2015), terpaksa belajar di masjid, itulah yang dilakukan ratusan siswa SDN Tanjung Mulya 3 dan 4 di Garut. Bukan karena sekolah mereka rusak, namun akibat sulitnya akses menuju sekolah.
SDN Tanjung Mulya terletak di kampung seberang sungai. Untuk menuju sekolah, para siswa yang tinggal di Kampung Porehek, Desa Tanjung Mulya, harus menggunakan rakit. Namun kini, rakit itu sudah hilang terbawa derasnya arus sungai.
Karena tidak mungkin menerjang sungai untuk menuju sekolah. Pihak sekolah pun memindahkan tempat belajar di masjid di sekitar rumah para siswa.
Dulu, sebenarnya ada jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Porehek dengan desa lainnya, termasuk dengan beberapa sekolah. Namun, setelah rusak diterjang banjir 2 tahun lalu, hingga kini jembatan itu belum juga diperbaiki.
Semoga saja pemerintah setempat segera membangun jembatan baru, agar anak-anak di sana bisa bersekolah tanpa harus menerjang bahaya.