Liputan6.com, Jakarta Empat tim yang berlaga di grup neraka Piala Jenderal Sudirman meminta pemerintah dan PSSI dapat memikirkan kompetisi usai turnamen Piala Jenderal Sudirman digelar. Pelatih tim Surabaya United Ibnu Grahan mengatakan setiap pelatih menginginkan turnamen Piala Jenderal Sudirman sebagai batu loncatan.
Soalnya, yang dibutuhkan tim saat ini yaitu kompetisi resmi."Ini sebagai batu loncatan saja," ujarnya Sabtu (12/12/2015).
Baca Juga
- Kisah Si Janggut Naga dan Trofi Terakhir Persija
- Intip Kemesraan Irfan Bachdim dan Istri Seksinya
- Gabung Honda, Pembalap Indonesia Ini Rintis Jalan ke MotoGP
Advertisement
Hal yang sama diungkapkan oleh Pelatih Pusamania Borneo FC Kas Hartadi. Menurut Kas,turnamen Piala Jendral Sudirman sangat bagus. Namun saat ini Indonesia sedang diberi sanksi FIFA sehingga tidak ada kompetisi.
Ia berharap mudah mudahan sanksi FIFA dapat dicabut dan bisa berkompetisi lagi. "Jangan sampai turnamen-turnamen terus. Harus ada kompetisi, jadi ada jenjangnya. kalo kayak gini kita pelatih jadi pengangguran lagi. Kalo kompetisi durasinya panjang. Harapan ya tahun 2016 semua pejabat termasuk presiden memikirkan pelatih-pelatih sepakbola," ujarnya.
Mettu Duaramuri, Asisten pelatih Persipura Jayapura pun menginginkan hal yang sama.Kompetisi panjang diharapkan bisa meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia.
"Satu kompetisi kan panjang kalo turnamen bisa sewaktu waktu. Ada baiknya kompetisi yang berjalan panjang sehingga tim dapat mempersiapkan kompetisi demi prestasi sepakbola ini," ujarnya.
Sementara itu ,Pelatih Kiper Arema Cronus Alan Haviludin juga menyatakan keinginan serupa. Kompetisi akan dapat mengukur kemampuan tim dan pembinaan usia muda. Bagaimanapun kompetisi akan sangat penting bagi menjaga sepakbola di Indonesia.
"Karena ada jenjang disitu ada pembinaan pemain muda. Kalo turnamen dan turnamen terus satu sisi kita butuh prestasi dan tidak jalan di tempat," katanya.