Minum Arak Berbahan Spiritus, 19 Warga Kamboja Meregang Nyawa

Kematian warga di Provinsi Kratie tersebut disebabkan kandungan metanol (spiritus) yang sangat tinggi di dalam arak yang mereka minum.

oleh Rinaldo diperbarui 14 Des 2015, 03:43 WIB
Ilustrasi Pecandu Alkohol

Liputan6.com, Kratie - Setidaknya 19 orang meninggal dunia dan lebih dari 170 lainnya jatuh sakit setelah mengonsumsi arak produksi dalam negeri.

Pejabat setempat mengatakan, berdasarkan hasil uji laboratorium, kematian warga di Provinsi Kratie tersebut disebabkan oleh kandungan metanol (spiritus) yang sangat tinggi di dalam arak yang mereka minum.

"Uji laboratorium menemukan kematian disebabkan oleh tingkat metanol yang tinggi dalam anggur," jelas Ly Sovann, juru bicara Kementerian Kesehatan Kamboja seperti dikutip Bangkok Post, Minggu 13 Desember 2015.

Disebutkan, kandungan metanol mencapai sekitar 100 kali lebih tinggi dibandingkan kandungan pada umumnya.

Warga yang meninggal dunia maupun yang jatuh sakit terjadi di sedikitnya 5 insiden berbeda. Mereka yang jatuh sakit sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan keluhan-keluhan antara lain pusing dan muntah-muntah.

Menyusul peristiwa itu, pihak berwenang di Provinsi Kratie memerintahkan kepada produsen dan penjual arak buatan setempat untuk menghentikan operasi sementara waktu.

Dalam pernyataan Kementerian Kesehatan, disebutkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan tetapi belum ada penangkapan sejauh ini.

Harga yang Murah

Beberapa pengamat mengatakan anggur dalam negeri menjadi minuman populer di Kamboja karena harganya yang murah.

Sebelumnya juga pernah terjadi kematian akibat mengonsumsi arak oplosan, tetapi skalanya tidak sebesar sekarang.

Pada tahun 2010 setidaknya 17 warga Kamboja tewas di provinsi timur Kampong Cham setelah minum anggur beras dari botol yang sebelumnya digunakan untuk obat pemusnah rumput-rumputan.

Tahun setelah itu, sedikitnya 9 warga Kamboja tewas dan 76 dirawat di rumah sakit setelah minum anggur yang tercemar pada upacara pemakaman.

Awal tahun ini lebih dari 600 warga desa Kamboja, sebagian besar anak-anak sekolah, jatuh sakit setelah makan makanan yang terkontaminasi dalam bagian acara kampanye menentang pekerja anak.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya