Liputan6.com, Georgia - "Apa jadinya jika anjing bisa bicara?" tanya Melody Jackson, " Jackson tak sedang mengusulkan ide untuk film terbaru Pixar. Ia adalah ilmuwan komputer Georgia Tech yang sedang mengembangkan cara inovatif terbaru untuk hewan agar bisa berkomunikasi dengan teknologi.
Jackson percaya bahwa teknologi komunikasi bisa dikembangkan secara spesifik untuk berbagai jenis hewan. Menurut Mental Floss, dikutip Senin (14/12/2015), ia sudah menciptakan rompi pemandu komputerisasi anjing, "sehingga dalam keadaan darurat mereka bisa mencari orang dan menarik tuas mekanik pada rompi untuk memicu bunyi pesan suara.
Menurut Jackson, anjing pemandu mampu melakukan berbagai tugas kompleks dan mutakhir, mulai dari mengenali peledak dari baunya hingga memandu orang-orang tunarungu menuju sumber suara.
Contohnya, anjing pelacak bom. Mereka bisa membedakan berbagai jenis peledak, dengan beberapa lebih handal dari yang lain. Namun, hanya sebagian besar anjing yang bisa berkomunikasi dengan pemiliknya mengenai ada tidaknya bahan peledak yang terdeteksi. Jackson ingin memberi para anjing cara komunikasi yang efektif dan lebih mendetail, untuk mengungkapkan jenis peledak dan tingkatan bahaya, melalui perangkat elektronik yang dikenakannya.
Baca Juga
Advertisement
Periset dari Open University’s Animal-Computer Interaction Lab, sementara ini sedang mengembangkan teknologi interaktif yang didesain khusus untuk hewan, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia maupun hewan.
Mereka mengembangkan alat untuk para anjing pendeteksi kanker dengan cara mengendus, serta tingkatan aroma yang mereka deteksi. Periset juga bekerja dalam mengaplikasikan teknologi pada alat rumah tangga untuk bisa digunakan sebagai anjing pekerja, seperti kenop pintu dan saklar yang bisa dioperasikan oleh anjing.
Namun penelitian ini masih berfokus kepada anjing. Hal ini disebabkan karena anjing merupakan hewan sosial yang cepat tanggap dalam mengerti bahasa manusia, mempermudah memprogram alat komunikasi yang membuat mereka bisa 'menjawab'.
Sementara itu ilmuwan juga sedang mengembangkan sistem komunikasi dengan lumba-lumba, sensor pemantau kesehatan hewan non-domestik, dan bahkan video game untuk kucing.
Dikutip dari WIRED: "Intinya, melalui media yang tepat hewan bisa memberitahu kita berbagai macam hal."