Liputan6.com, Jakarta Sejak awal tahun 2015 LSD telah gencar diperbincangkan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia, akibat peristiwa kecelakaan yang terjadi di salah satu jalan bilangan Jakarta.
LSD merupakan salah satu jenis kimia berbahaya dapat mengubah kesadaran seseorang karena mengakibatkan halusinasi dan pembubaran ego hingga kehilangan identitas diri sendiri.
Sebuah penelitian berhasil mengungkapkan efek dari obat ini, dimana pengaruh LSD menyebar secara menyeluruh pada sistem visual yang melambat dari sel dalam tubuh ke bagian luar, hal itu yang menyebabkan seseorang tidak dapat mengenali dirinya sendiri.
Dr Robin Carhart-Harris dan tim peneliti di Imperial College London, melakukan pemindaian otak berurutan dari 20 peserta selama enam jam. Mereka menggunakan resonansi magnetik fungsional (fMRI) dengan memetakan aktivitas otak dengan merekam aliran darah. Studi ini juga menggunakan magnetoencephalography (MEG), untuk mengambil gambar fungsi otak, dilansir dari laman Dailymail UK, ditulis Selasa (15/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
Melalui MRI dan MEG, studi ini menemukan bahwa LSD menciptakan 'keadaan otak lebih kacau', mirip dengan psikosis (gangguan mental) dan pada aliran darah yang meningkat ke korteks visual sehingga menyebabkan halusinasi pada diri seseorang. Studi ini pun menemukan bahwa LSD mengganggu pola aktivasi dalam jaringan otak yang mempengaruhi pikiran dan perilaku manusia.
Dr. Carhart Harris mengatakan: "Dengan alat penilaian yang tersedia saat ini, dimungkinkan untuk mengevaluasi potensi dari penggunaan LSD pada kecanduan dan gangguan lain, seperti pengobatan antidepresi."
Penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan American College of Neuropsychopharmacology di Hollywood, Florida.