Apindo: Ekonomi RI Tumbuh 5,5% pada 2016

Indonesia perlu mencermati perlambatan ekonomi China yang diperkirakan hanya tumbuh 6,3 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Des 2015, 16:06 WIB
Siluet tiang konstruksi pembangunan gedung bertingkat terlihat di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 5,5 persen pada tahun depan. Angka ini lebih kecil dari asumsi pertumbuhan ekonomi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 yaitu 5,8 persen-6,2 persen.

Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani mengatakan, proyeksi tersebut berdasarkan pertimbangan atas perkembangan ekonomi global maupun reformasi ekonomi dalam negeri yang telah menunjukan tanda-tanda perbaikan. Namun hal tersebut dinilai masih belum cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan lebih dari 5,5 persen.

Dia menjelaskan, perkembangan ekonomi global yang berpengaruh terhadap ekonomi nasional pada 2016 antara lain pemulihan perekonomian Amerika Serikat dan kawasan Eropa, tumbuhnya perekonomian negara berkembang dan emerging country.

"Serta masih rendahnya harga minyak dunia yang menguntungkan bagi negara pengimpor minyak," ujar dia di Kantor Apindo di Jakarta, Senin (14/12/2015).

Meski demikian, Indonesia juga harus mencermati perlambatan ekonomi China yang diprediksi hanya mampu tumbuh 6,3 persen atau lebih rendah jika dibandingkan 2015 yang sebesar 6,8 persen dan 2014 sebesar 7,4 persen.

"China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dalam berbagai sektor. Di mana perlambatan pertumbuhan ekonomi ‎China ini akan berimbas terhadap neraca perdagangan Indonesia," kata dia.

Sementara itu, untuk faktor-faktor dalam negeri yang memengaruhi perekonomian di tahun depan antara lain, pertama, perbaikan konsumsi pemerintah dan investasi dengan mempercepat pembangunan infrastruktur jalan tol, pelabuhan, hingga listrik yang sejalan dengan upaya pengurangan biaya logistik melalui pembenahan sistem logistik nasional.

Kedua, perbaikan iklim investasi melalui paket-paket deregulasi kebijakan ekonomi juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun depan. Karena, berbagai paket tersebut mengurangi de-bottlenecking hambatan aktivitas usaha.

"Diperkirakan investasi tumbuh 8,6 persen hingga 9 persen yang didorong meningkatnya permintaan domestik dan aktivitas ekspor," ujar dia.

Ketiga, kestabilan sosial-politik yang diperkirakan semakin baik sejalan dengan meningkatnya kemampuan pemerintah untuk mendapatkan dukungan politik dalam negeri juga memengaruhi‎ kondisi ekonomi pada 2016.

"Berlangsungnya Pilkada serentak tahap pertama secara lancar dan damai menjadi modal kuat bagi penguatan kelembagaan politik Indonesia saat ini dan mendatang," tandas dia. (Dny/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya