Kepala Daerah Perempuan Diharapkan Selesaikan Masalah Anak

Terpilihnya banyak perempuan sebagai pemimpin di daerah jadi angin segar bagi berbagai permasalahan perempuan dan anak.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Des 2015, 08:44 WIB
Calon Wali Kota incumbent Tangsel, Airin Rachmi Diany, memberikan hak suaranya di TPS 17 bersama anak pertamanya. (Liputan6.com/Naomi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Pilkada memunculkan sejumlah perempuan menjadi pemimpin di daerahnya. Terpilihnya para perempuan itu diharapkan membawa angin segar bagi perbaikan dan penguatan kelembagaan keluarga sebagai pilar dan solusi permasalahan perempuan dan anak.

"Kita berharap para perempuan tangguh tersebut dapat menjalankan tugas dan fungsinya yang strategis dalam menguatkan kelembagaan yang mengadvokasi permasalahan keluarga, perempuan, dan anak di daerah," ujar Politikus PKS Netty Prasetyani dalam siaran pers yang diterima, Selasa (15/12/2015).

Menurut dia, keunggulan perempuan pada pesta demokrasi merupakan fenomena yang patut disyukuri. Kiprah perempuan dalam memimpin ini penting karena diharapkan bisa mengubah segala permasalahan perempuan dan anak.

"Fakta menunjukkan permasalahan keluarga, perempuan, dan anak di Indonesia masih menjadi persoalan besar," ujar dia.

Istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ini memaparkan, menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terdapat 5.066 kasus kekerasan terhadap anak sepanjang 2014.

Sebagian besar kasus merupakan kekerasan seksual. Artinya, lanjut dia, rata-rata ada 14 kasus kekerasan seksual setiap hari.

Selain itu, rasio kematian ibu melahirkan di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN, yaitu 1 dari 65. Rasio ini sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Thailand, yang hanya memiliki rasio ibu meninggal 1 dari 1.100.

"Itu berarti setiap tahunnya di Indonesia ada 20.000 anak piatu yang terlahir tanpa pernah merasakan air susu ibu serta kasih sayang ibu kandungnya," ujar dia.

Lebih lanjut Netty mengatakan, keberhasilan banyak perempuan menjadi kepala daerah memberikan harapan untuk lahirnya kebijakan dan program pembangunan yang berpihak pada kebutuhan keluarga, perempuan, dan anak.

Sebab menurut dia, sebagai perempuan, naluri, dan dorongan fitrah yang mereka miliki untuk melindungi anak dan keluarga akan menjadi dasar atau pijakan bagi kepala daerah perempuan untuk dituangkan dalam kebijakan formal di daerah.

"Selamat kepada perempuan yang telah unggul dalam pertarungan Pilkada Serentak 2015. Selamat bekerja, pegang teguh amanah rakyat," ujar Netty.

Berdasarkan data yang dipublikasikan KPU pada situs www.infopilkada.kpu.go.id, dari pasangan yang terdaftar terdapat 32 persen perempuan sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Sementara, hasil sementara hitung cepat dari berbagai lembaga menunjukkan ada 35 perempuan yang unggul dalam pertarungan pilkada di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya