Liputan6.com, Jakarta - Berkat sejumlah selebriti di Amerika Serikat yang makan plasentanya sendiri usai melahirkan, ritual kuno dari Tiongkok ini akhirnya mulai dipertimbangkan lagi. Dahulu, plasenta kering memang sering digunakan oleh tabib sebagai obat.
Baca Juga
Advertisement
Kabarnya, menelan bekas organ sendiri ini dipercaya dapat membantu sang ibu cepat pulih, meningkatkan energi, produksi susu dan mencegah depresi setelah melahirkan. Namun meski plasenta berasal dari jaringan dalam tubuh Anda, mungkin ada risiko besar yang harus dihadapi setelah menelannya.
Dikutip dari Parents.com, Selasa (15/12/2015) pagi, berikut sejumlah risiko memakan plasenta usai melahirkan:
1. Plasenta bisa terkontaminasi
Sebelum Anda melahirkan, plasenta berfungsi sebagai filter, menjaga hal-hal yang berbahaya jauh dari bayi Anda. Maka, beberapa bakteri misalnya, masih terkandung dalam plasenta.
"Dalam rahim, plasenta hampir seperti filter, menyaring hal-hal yang tidak harus bayi dapatkan, termasuk bakteri. Lalu apakah Anda akan menelan itu?" kata Titi Otunla, bidan bersertifikat di Texas Children's Pavilion for Women di Houston.
Proses kelahiran juga melibatkan banyak sekali cairan tubuh dan kemungkinan kontaminasi sangat besar. "Plasenta dapat terinfeksi, dan vagina tidak steril," kata Francis Marra, penulis dari Mommy MD Guides.
"Perempuan sering buang air besar selama persalinan, dan ada bakteri lebih banyak lagi dalam kotoran, yang dapat mengontaminasi plasenta selama kelahiran. Mengapa Anda ingin mengambil risiko memasukkan agen-agen menular kembali ke (tubuh) Anda?" ucap Marra.
Risiko makan plasenta
2. Kapan plasenta masih aman dimakan?
Anda mungkin tidak akan makan steak yang telah ditinggalkan di meja sepanjang hari. Kecuali, jika Anda membawa kotak pendingin dan es ke mana-mana. Dalam kasus memakan plasenta, Anda mungkin tidak memiliki akses ke pendingin yang tepat, dengan cepat untuk mempertahankan plasenta.
3. Plasenta bisa menyebarkan penyakit
Setiap infeksi menyebar melalui dalam aliran darah, termasuk di plasenta Anda. Jika mengambil risiko menelannya, apalagi plasenta orang lain, meski teman atau keluarga sendiri, Anda menempatkan diri sendiri dalam bahaya.
4. Plasenta benar-benar bermanfaat?
Kebanyakan saat ini plasenta tidak disantap mentah, dan tentu saja dimasak. Ada yang digiling menjadi bubuk dalam kapsul, atau dibuat seperti daging ham untuk burger.
Tapi karena terlalu banyak proses yang dilalui, nutrisi yang Anda inginkan bisa saja hilang. Pasalnya, Anda sendiri yang telah mendenaturasi semua protein dan hormon-hormon yang Anda pikir bisa membantu Anda pulih usai melahirkan.
5. Apakah rasa plasenta enak?
Plasenta itu kaya akan darah. Ada yang bilang rasanya mirip burung dara, hati, dan beberapa yang pernah mencobanya mengatakan rasanya seperti ayam. Bagi Anda yang ingin menelan jaringan sendiri, apakah siap untuk menikmatinya? (*)
Advertisement