Liputan6.com, Jakarta - Ban menjadi satu-satunya titik kontak antara kendaraan dengan jalan. Sehingga peranannya sangat vital terhadap keselamatan berkendara.
Fakta mengungkap, kondisi ban yang buruk masuk dalam 3 penyebab utama kecelakaan. Data Korlantas Polri, dari 226 kecelakaan yang terjadi pada Juli 2014, 226 kasus di antaranya terjadi karena masalah ban.
Diakui atau tidak, tak sedikit dari pengendara luput memeriksa kondisi ban. Padahal, disarankan untuk mengecek komponen yang satu ini sebelum berkendara.
Pengurangan tekanan sebesar 1 Psi dapat meningkatkan hambatan putar (rolling resistance) sebesar 1,4 persen
Aspek yang dicek tentu saja kondisi angin. "Bagusnya tekanan angin sesuai dengan rekomendasi pabrikan ban. Kalau angin kurang berpotensi membuat ban terlipat sehinga memperlebar kemungkinan terjadinya kecelakaan," jelas instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting.
Menurut Rifat Sungkar, pengurangan tekanan sebesar 1 Psi dapat meningkatkan hambatan putar (rolling resistance) sebesar 1,4 persen. Karenanya, sangat direkomendasikan mengisi angin sesuai dengan standar pabrikan untuk mendapatkan daya cengkram yang maksimal.
Cek kondisi fisik ban
Selain angin, Ban perlu diganti saat kembangannya sudah tak sesuai standar. Periksa fisik pada ban untuk mengecek ada keretakan atau tidak. Kemudian, lihat pula adakah benjolan pada permukaan ban. Bila menemukan kondisi tersebut sangat disarankan untuk menggantinya.
Bila kondisi fisik ban tidak masalah, pemilik roda empat disarankan melakukan rotasi ban. Cara ini tak lain agar ban lebih awet serta memberikan tekanan yang merata.
"Mobil tidak selalu diisi 7 orang, ada yang pergi ke kantor sendirian sehingga titik beratnya cuma di supir. Akibatnya beban tidak merata dan membuat kembang ban habisnya tidak merata," beber Andre Ciu, Direktur Trans Oto Internasional. Idealnya, lanjut Andre, rotasi ban dilakukan setiap 6 bulan sekali.
"Setelah musim kemarau panjang, banyak orang yang suka lupa jika mobil sebelumnya lewat jalan yang panas cukup lama. Kalau bisa di-cross, depan kanan ke belakang kiri dan depan kiri ke belakang kanan," papar Rifat Sungkar.
Ban yang cocok untuk musim hujan
Memasuki musim penghujan, pasti banyak pengendara yang mulai memperhatikan kondisi fisik ban mereka. Lalu, bagaimana cara memilih ban yang punya daya cengkram baik untuk melaju di jalan basah?
Saat musim hujan, ban dengan motif kembangan bergaris dengan jarak optimal, tidak terlalu rapat atau jarang, serta tidak memilih ban dengan motif kembangan yang rumit lebih disarankan. Pasalnya jenis ini memiliki daya cengkram optimal dan lebih maksimal memecah air.
Yang tak kalah penting adalah perhatikan tipe alur pada ban. Pada dasarnya, ban punya dua tipe alur, yakni bidirectional dan undirectional. Alur bidirectional lebih cocok untuk musim kering, sementara undirectional untuk musim hujan.
Ciri ban undirectional memiliki telapak berbentuk V atau anak panah. Ban ini hanya bekerja optimal jika diluncurkan searah dengan yang direkomendasikan pabrikannya. Jenis ban ini lebih efektif dalam memecah air.
Nah, dengan uraian fakta soal ban di atas, kini Anda sudah mengetahui cara dan bagaimana membuat komponen yang satu ini selalu prima. Jadi, segera periksa apakah kendaraan Anda masih menggunakan ban yang layak.
Advertisement