Liputan6.com, Jeddah - Hawa dingin dadakan yang menyapu Jazirah Arab dan Irak telah sangat menurunkan suhu di kawasan terdampak beberapa hari yang lalu. Doha, ibu kota Qatar, yang biasanya bersuhu 27°C, mendadak harus bergulat dengan suhu 18°C.
Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (15/12/2015), udara dingin ini dibawa oleh terpaan angin yang kuat yang bisa berembus hingga 48 kilometer per jam, sehingga udara terasa lebih membekukan lagi.
Tentu saja hal ini mengejutkan warga dan meningkatkan penjualan mesin pemanas. Banyak warga yang harus membenamkan diri dalam baju hangat melapisi jubah mereka untuk pertama kalinya di musim ini. Bayi-bayi terlihat dibungkus dalam balaclava.
Baca Juga
Advertisement
Turunnya suhu tersebut disebabkan oleh gelombang dingin dari utara yang mendorong ke seluruh kawasan. Sistem cuaca ini membawa salju ke seantero pegunungan di utara Irak.
Lebih ke selatan, tidak ada salju yang turun, tapi suhunya sangat dingin menggigit.
Suhu di Bagdad hanya mencapai puncak di 13°C pada 7 Desember lalu dan, pada malam hari, suhu udara bisa turun hingga 1°C.
Kuwait dan Arab Saudi juga mengalami terpaan dingin ini, dan suhu tertingginya hanya mencapai 12°C dan 13°C. Suhu ini lebih rendah daripada suhu rata-rata tahunan pada jangka waktu yang sama. Biasanya suhu tertinggi siang hari di Riyadh bisa mencapai 21°C dan suhu di Kuwait bisa mencapai 18°C.
Angin dingin tersebut bertahan 3 hari lamanya sebelum mulai membaik. Dalam beberapa hari ke depan, suhu kawasan itu akan kembali normal.
Foto-foto di sini menggambarkan suasana di kawasan pegunungan di utara Saudi Arabia sebagaimana diunggah ke Facebook oleh akun RiyadhConnect. (*)