Konflik Palestina Vs Negeri Zionis di Mata Akademikus Israel

Semua orang Yerusalem, baik itu dari Israel atau Palestina, tak peduli mereka beragama Islam, Kristen, atau Yahudi adalah penduduk legal.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 15 Des 2015, 18:17 WIB
Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Al Maliki pada konferensi pers International Conference On the Questions of Jerussalem di Jakarta, Senin (14/12). Maliki mendesak agar pihak Israel segera membuka perbatasan Jerusalem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti politik dari Universitas Bar Ilan Israel, Profesor Menachem Klein, mengecam tindakan negaranya yang ingin menjadikan Yerusalem sebagai bagian dari Negara Yahudi. Menurut dia, kota suci Yerusalem bukan cuma punya Israel.

"Kota itu milik semua warga di sana. Kedua negara (Israel dan Palestina) adalah penduduk asli Yerusalem," ucap Klein di Hotel Borobudur, Selasa (15/12/2015) dalam acara Internasional Conference on the Question of Jerusalem di Jakarta, Selasa (15/12/2015).

"Yerusalem bukan eksklusif milik Palestina atau Israel atau eksklusif agama tertentu," dia menegaskan.

Dia mengatakan semua orang Yerusalem, baik itu dari Israel atau Palestina, tak peduli mereka beragama Islam, Kristen, atau Yahudi, adalah penduduk legal. Hal itu pun mutlak tak bisa diganggu gugat.

"Orang-orang yang ada di sana adalah orang legal Yerusalem. Yerusalem bukan kota eksklusif. Itu yang harus kita mengerti," ucap dia.

Oleh sebab itu, pria yang tinggal di Yerusalem ini sangat menyayangkan kekacauan yang terjadi di kota suci tersebut. Dia pun berharap ke depannya perdamaian bisa tercipta di kota suci itu.

"Sayangnya, saat ini Kota Yerusalem malah penuh dengan pertumpahan darah. Banyak sekali konflik. Ini sudah cukup," kata dia.

"Kita harus melegitimasi sahabat Palestina kita sebagai penduduk legal Yerusalem. Konflik harus dihentikan. Mereka memiliki hak-hak mereka di sana untuk membangun komunitas," pungkas Klein.**

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya