Liputan6.com, Meksiko City - Berjalan di koridor penjara yang muram, seorang anak kecil tak tampak gentar berpapasan dengan petugas bermuka garang. Bocah itu bernama Said. Ia lahir di Penjara Santa Martha Acatitla Meksiko City.
Said telah 1,5 tahun berada di balik jeruji. Sudah biasa bertemu para sipir. Ia bukan satu-satunya. Undang-Undang Meksiko membolehkan anak-anak untuk tinggal dengan ibunya di penjara sampai berusia 6 tahun.
Lebih dari 300 bayi hidup di balik bui di penjara paling padat ketujuh di dunia itu. Mereka berdesakan dengan para napi, di tengah suasana kumuh, dan fasilitas seadanya.
Baca Juga
Advertisement
Namun pengalaman tak menyenangkan Said berubah saat bertemu Saskia Nino de Rivera. Perempuan itu mengajak Said dan ibunya mengunjungi perpustakaan yang dibangun di dalam fasilitas para kriminal tersebut.
Said yang biasa hanya melihat tembok abu-abu muram kini berada di ruangan penuh warna. Kursi empuk, buku-buku cerita, dan mainan!
Namun, saat menjelang makan malam, Said harus kembali ke ruangan muram lagi untuk makan malam. Tapi ia tak perlu sedih, ruangan bermainnya akan siap menyambutnya keesokan harinya.
"Ini adalah permasalahan di Meksiko," kata Nino de Rivera, Direktur LSM Reinserta un Mexicano, sebuah lembaga nirlaba yang berusaha mereformasi kehidupan penjara, seperti dilansir dari TIME, Selasa (15/12/2015).
"Meksiko punya permasalahan besar dalam hal keamanan. Dan yang terparah, kita juga tidak punya sistem lembaga permasyarakatan yang baik," ujarnya.
Nino de Rivera berjuang agar anak-anak yang terpaksa tinggal di penjara bersama ibunya dapat tempat yang baik dan layak. Kalau bisa, mereka tidak bergabung dengan tahanan lainnya, terutama para pesakitan, para pelaku penculikan, pembunuhan, dan pengedar narkoba.
Ia juga mengkampanyekan agar anak-anak yang terpaksa lahir dan besar di penjara atau terpaksa ikut dengan ibunya maksimal ada di lembaga pemasyarakatan sampai berumur 3 tahun. Lewat dari usia itu, negara yang harus mengurus mereka.
Proyek bertajuk 'Children in Prison' yang digagas oleh yayasan Reinserta ini melejit ketika Nino de Rivera mendirikan organisasi itu pada 2013. Proyek ini juga berhasil melindungi tahanan muda serta tahanan perempuan. Tak hanya itu, ia dan yayasannya berhasil membebaskan perempuan-perempuan tak bersalah.
Nino de Rivera tidak hanya membantu para tahanan. Ia juga menghentikan lingkaran kejahatan di Meksiko dengan memberikan kehidupan layak bagi anak-anak para kriminal.
Ia percaya mereka pantas diberikan hidup yang lebih baik dibanding sekadar tinggal di penjara, yang akhirnya membuat mereka menjadi penjahat-penjahat di masa depan.
Proyeknya ini bukan tanpa alasan. Nino de Rivera sendiri adalah orang yang pernah berada dalam situasi sebagai korban kejahatan.
Pada usia 17 tahun, seorang preman menculik pamannya dan meminta uang tebusan dan menahan sang paman selama 1 bulan.
Saat itu ia tinggal dengan para sepupunya--anak pamannya--menyaksikan kesedihan mereka dan bibinya memohon dan bernegosiasi dengan para penculik.
"Situasi penyanderaan sama persis dengan yang saya rasakan di penjara," ujarnya.
Proyek yang Berpotensi Baik
Organisasi Reinserta mencoba mencegah bayi dan bocah yang besar di penjara kembali ke balik sel saat mereka dewasa dengan memberi pendidikan yang cukup bagi mereka dan ibunya.
"Kami melihat adanya perubahan dengan program ini," kata Hazael Ruiz, Sekretaris Lembaga Pemasyarakatan Meksiko.
"Anak-anak itu menunjukkan perilaku yang jauh lebih baik dan ibu-ibu mereka menjadi orangtua yang lebih baik," tutur Ruiz. Ia menambahkan bahwa proyek ini mempunyai potensi yang baik bagi masa depan anak-anak yang harus menghabiskan masa kecilnya di penjara.
Usaha Nino de Rivera tidak hanya sebatas itu. Ia mencoba memutus mata rantai kriminal para tahanan muda dengan mengembalikan mereka ke sekolah dan membantu mereka memulai bisnis sendiri.
Salah satu yang merasakan manfaatnya adalah Felipe. Ia masuk penjara selama 3 tahun karena melakukan pencurian bersenjata. Sekeluarnya dari lapas, ia mengikuti program Reinserta.
Felipe mulai membuka usaha buah kering. Ia juga sekolah dengan beasiswa. Kendati ada ancaman dari bekas gengnya, ia tetap manut kepada Nino dan timnya yang menurut dia telah menyelamatkan hidupnya.
"Kalau tidak ada mereka, saya tak mungkin di sini. Dunia kriminal itu hanya punya dua jalur, satu ke penjara, satu ke kematian," ujar Felipe.**