Hati-hati Kalau Benci Kakek Sendiri

Seseorang yang memiliki stereotip negatif terhadap kakek-nenek mereka, terutama kakek, cenderung mengalami penurunan kesehatan otak.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Des 2015, 06:30 WIB
Si kakek menghabiskan hari Natal sendirian. (foto: Edeka)

Liputan6.com, Jakarta - Menurut sebuah penelitian baru, seseorang yang memiliki stereotip negatif terhadap kakek-nenek mereka, terutama kakek, cenderung mengalami penurunan kesehatan otak di masa depan. Riset ini dilakukan oleh Yale School of Public Health.

Hasil penelitian juga menunjukkan terjadi perubahan otak besar pada mereka yang menyalahkan kakek-nenek karena tidak mampu mempelajari hal-hal baru atau beradaptasi dengan perubahan. Perubahan ini dikenal sebagai gejala awal penyakit Alzheimer.

Perubahan di atas pada akhirnya menyebabkan perkembangan plak atau kusutnya alur protein. Dikutip dari Health Aim pada Rabu (16/12/2015) pagi, dengan penurunan yang cukup besar dalam hippocampus (bagian dari otak besar yang terletak di lobus temporal) mereka, seseorang punya risiko lebih tinggi menderita Alzheimer dibandingkan dengan mereka yang menghargai orang yang lebih tua.

Sampai sekarang, tidak ada alasan yang jelas mengapa kita memiliki sentimen negatif pada orang tua seperti nenek atau kakek. Namun, para peneliti memiliki penjelasan kalau sentimen negatif yang besar terhadap orang tua benar-benar menaikkan level stres di otak.

Stres menyebabkan efek samping yang berbahaya pada otak. Becca Levy, penulis utama studi tersebut menunjukkan bahwa bukan sentimen negatif secara keseluruhan pada orang tua, tetapi hanya beberapa pemikiran sinis saja yang menyebabkan kerusakan besar otak.

Pada dasarnya, dokter mengklaim bahwa tindakan sederhana yakni berpikir positif dapat menurunkan tingkat stres. Berpikir positif juga mengurangi risiko penyakit Alzheimer di masa depan. (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya