Hadapi MEA, Rasio Elektrifikasi RI Terendah di ASEAN

Pemerintah terus menggenjot pembangunan pembangkit listrik melalui program 35 ribu megawatt (MW) hingga 2019 mendatang.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Des 2015, 09:00 WIB
Listrik PLN. (Agus Trimukti/Humas PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus menggenjot pembangunan pembangkit listrik melalui program 35 ribu megawatt (MW) hingga 2019 mendatang. Dengan adanya program ini diharapkan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman mengatakan, hingga saat ini perkembangan investasi di bidang kelistrikan telah mencapai US$ 7.300 miliar. Namun sayangnya kapasitas listrik yang di miliki Indonesia masih terhitung rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain.

"Perkembangan investasi dibidang kelistrikan mencapai US$ 7.300 miliar," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/12/2015).


Sedangkan tingkat kapasitas listrik Indonesia hingga saat ini menjadi yang terendah di Asia Tenggara, di mana kapasitas listrik di Indonesia baru mencapai 67 persen, lebih rendah dari Singapura yang telah mencapai 100 persen, Brunei 99,7 persen, Thailand 99,3 persen, Malaysia 99 persen, dan Vietnam (98 persen. Hal ini cukup mengkhwatirkan terlebih dalam waktu dekat Indonesia akan masuk dalam pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Untuk meningkatkan rasio eletrifikasi di Indonesia, selain pemerintah, perusahaan di sektor kelistrikan baik lokal maupun asing juga memiliki peranan penting dalam hal ini. Salah satu perusahaan asing yang telah berkecimpung pada sektor kelistrikan di Indonesia yaitu Shanghai Electric Corporation (SEC).

Wakil Presiden Direktur SEC Yi Xia Rong, mengatakan sejauh ini pihaknya ambil bagian dalam proyek pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW.

"Salah satu proyek yang telah dirampungkan di Indonesia adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat sebagai salah satu program pecepatan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 10 ribu MW," katanya.

SEC merupakan salah satu perusahaan manufaktur di China yang berfokus kepada generator pembangkit listrik mulai dari turbin uap, generator turbin, hingga peralatan pembangkit listrik electromotror.

Selama lebih dari 60 tahun, SEC mengembangkan penelitian dan memiliki basis produksi berteknologi tinggi dengan kapasitas produksi 38 giga watt.

"Shanghai Electric menjadi salah satu pemasok alat pembangkit listrik terbesar dan terdepan mulai dari turbin uap, generator turbin, pemanas, hingga peralatan pembangkit listrik dan electromotor," tandasnya. (Dny/Gdn)



**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya