Liputan6.com, Leicester - Leicester City jadi buah bibir di Liga Premier Inggris 2015/16. Mereka secara mengejutkan mampu memuncaki klasemen sejak pekan 15. Leicester mengangkangi tim-tim langganan juara macam Chelsea, Manchester United, atau Manchester City.
Dari 16 pertandingan yang sudah dilakoni, The Foxes sukses meraup 10 kemenangan dan lima kali imbang. Tim besutan Claudio Ranieri ini baru menelan satu kekalahan. Arsenal yang mampu menghadiahi Leicester kekalahan perdana musim ini.
Ada beberapa faktor yang membuat Leicester bisa jadi fenomenal di musim 2015-2016. Berikut kunci sukses Leicester menurut redaksi Liputan6.com:
1. Duet Maut Vardy-Mahrez
Tanpa mengesampingkan peran pemain lain, penyerang James Vardy dan winger Riyad Mahrez jadi motor utama kesuksesan Leicester. Keduanya sangat subur di musim 2015-2016.
Vardy saat ini memuncaki daftar pencetak gol terbanyak Liga Inggris dengan koleksi 15 gol. Sementara Mahrez telah mengemas 11 gol. Praktis 26 dari 34 gol Leicester musim ini disumbang oleh duet Mahrez-Vardy.
Selain rajin mencetak gol, Mahrez juga merupakan kreator utama Leicester di lini tengah. Pemuda Aljazair itu merupakan raja assists sementara Liga Inggris dengan 7 kali assists, sama dengan winger Everton Gerard Deulofeu.
Kini Leicester menghadapi pekerjaan rumah mahaberat. Mereka harus bisa menahan Vardy van Mahrez. Meroketnya performa kedua pemain ini membuat banyak klub besar naksir dan siap menggoda Leicester dengan tawaran mewah.
Advertisement
Jika gagal mempertahankan Vardy dan Mahrez di bursa transfer Januari, Leicester terancam melorot di paruh kedua musim.
2. Claudio Ranieri
Pada 13 Juli 2015, Leicester membuat keputusan berani. Mereka menunjuk Claudio Ranieri sebagai manajer baru. Eks pelatih Juventus itu dikontrak selama tiga tahun.
Fans Leicester awalnya ragu dengan penunjukan Ranieri. Pria Italia itu sudah menganggur lebih dari setengah tahun setelah dipecat oleh timnas Yunani.
Namun Ranieri mampu menjawab keraguan tersebut dengan memberikan prestasi di lapangan. Mantan pelatih Chelsea itu baru-baru ini dinobatkan sebagai manajer terbaik Liga Inggris bulan November.
3. Vichai Srivaddhanaprabha
Leicester saat ini dimiliki oleh konglomerat Thailand Vichai Srivaddhanaprabha. Dia membeli klub yang bermarkas di King Power Stadium itu pada Agustus 2010. Baru pada Februari 2011, Vichai menjabat sebagai chairman klub dengan putranya Aiyawatt menjadi wakil.
Tak seperti Roman Abramovich atau Sheikh Mansour yang langsung menggelontorkan uang untuk menyulap klub, Vichai memilih perlahan-lahan membangun Leicester. Padahal dia termasuk salah satu orang terkaya di Thailand.
Vichai membuat beberapa terobosan saat memimpin Leicester. Salah satunya dengan memperhatikan faktor non-teknis. Sebagai penganut agama Buddha yang taat, pria 57 tahun itu tak lupa dengan tradisi di negaranya.
Seperti dilaporkan Daily Mail, Vichai sering membawa biksu Buddha dari Thailand untuk memberkati para pemain dan stadion.
Musim lalu saat Leicester membuat kejutan mengalahkan Manchester United 5-3, sebelum pertandingan, para pemain telah diberkati doa-doa dari biksu asal Thailand.
Para pemain Leicester tak mempermasalahkan dan menyambut baik ritual keagamaan yang dibawa Vichai meski tak satu pun pemain yang beragama Buddha. (*)