Cegah ISIS, Donald Trump Malah Ingin Musnahkan Internet

Menurut Trump, internet dijadikan sebagai sarana bagi ISIS untuk merekrut masyarakat AS. Apakah benar?

oleh Jeko I. R. diperbarui 17 Des 2015, 13:15 WIB
Foto: The Richest

Liputan6.com, California - Donald Trump bisa dibilang menjadi salah satu tokoh yang menuai kontroversi paling banyak pada tahun ini.

Setelah dirinya 'meledek' bos Amazon lewat Twitter, kini calon presiden Amerika Serikat (AS) dari partai Republik tersebut berencana untuk menghapus internet dari muka bumi. Ia pun berniat untuk meminta bantuan Bill Gates, founder Microsoft.

Alasannya, dijelaskan Trump, karena internet dijadikan sebagai sarana bagi ISIS untuk merekrut masyarakat AS. Ia berdalih, banyak masyarakat AS 'hilang' karena internet. Maka dari itu, ia meminta sosok yang mengerti ranah teknologi seperti Bill Gates untuk menutup portal dunia maya untuk selamanya.

"Kita harus menghubungi Bill Gates secapatnya. Masyarakat harus benar-benar memahami apa yang sedang terjadi. Setidaknya kita bisa sampaikan kepada mereka bahwa akses internet bisa ditutup di beberapa area tertentu dengan berbagai macam cara," cetusnya seperti dikutip dari laman The Verge, Kamis (17/12/2015).

Pernyataan Trump justru mendapat cibiran dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa pola pikir Trump tidak mengerti soal bagaimana internet bekerja dan berfungsi sebagaimana mestinya sebagai wadah pendukung informasi.

"Donald Trump berpikir dia bisa memanggil Bill Gates untuk menutup internet. Ide tersebut sangatlah bodoh dan kami hampir kehilangan kata-kata . Tidak jelas apakah Trump ingin menyarankan pemerintah AS menyensor bagian tertentu dari web atau dia ini memang tidak mengerti pengetahuan dasar bagaimana internet bekerja," tulis salah seorang netizen yang menyayangkan aksi Trump tersebut.

Tak hanya ingin menutup dunia internet, aksi Trump yang berencana untuk melarang umat muslim mendatangi AS juga menuai kontroversi besar. Akibatnya, banyak yang 'menyerang' Trump agar ia sadar bahwa apa yang dilakukan itu salah.

Anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi menyebut Trump 'memalukan'. Sementara Perdana Menteri Inggris David Cameron tak biasanya mengeluarkan pernyataan bernada kritik kepada Trump.

Selain itu, hacker Anonymous pun sempat membidik Donald Trump, dimana salah satu akun Twitter kelompok hacker Anonymous mengatakan bahwa mereka telah mematikan situs www.trumptowernyc.com. Mereka juga mem-posting sebuah video YouTube untuk memberikan peringatan kepada Trump.

"Situs Trump Towers NY dimatikan sebagai pernyataan melawan rasisme dan kebencian. http://www.trumptowerny.com/ (apa yang Anda lihat adalah backup situs itu dari cloudflare)," tulis hacker tersebut lewat akun @YourAnonNews.

(Jek/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya