Agung Laksono: DPR Harus Kocok Ulang, Soal Gaduh itu Wajar

Konsekuensi lain dari kocok ulang posisi pimpinan adalah para anggota dewan akan sibuk bertarung lagi, otomatis DPR bakal sangat gaduh.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 17 Des 2015, 17:27 WIB
Ketua Umum Golkar Munas Ancol Agung Laksono memberikan keterangan di Jakarta, Kamis (17/12/2015). (Liputan6com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Selepas mundurnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR, polemik baru muncul terkait cara penentuan pimpinan DPR baru. Ketua Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, termasuk yang ngotot agar pimpinan DPR harus dipilihan lagi.

"Kocok ulang pimpinan dewan merupakan solusi di tengah buruknya kinerja DPR," ujar Agung pada Liputan6.com di kediamannya di Cipinang Cimpedak, Jakarta Timur, Kamis (17/12/2015).

Konsekuensi lain dari kocok ulang adalah para anggota dewan akan kembali disibukan dengan persiapan nama-nama yang masuk dalam paket pimpinan. Bukan tidak mungkin, hal ini menimbulkan kegaduhan baru.

Mananggapi hal itu, Agung berpandangan, pihaknya tidak masalah dengan kemungkinan kegaduhan yang bakal muncul lagi. Karena menurut dia, kegaduhan baru itu diperkirakan tidak akan berlangsung lama.

"Paling gaduhnya sebentar saja. Paling 2-3 minggu. Mesti kocok ulang, tak efektif kalau cabut satu orang mending ganti semua. Soal gaduh itu wajar," ujar Agung.

Menurut Agung, kocok ulang dilakukan agar pimpinan DPR bisa lebih fresh dan baru. Gaya kepemimpinan lama yang terkesan tak bisa mengatur anggota dengan baik harus bisa dieliminasi. Bahkan, harus lebih baik dari Setya Novanto.

"Lebih baik yang baru lah. Kita memang butuh uang tapi jangan melulu soal uang jadi lupa semuanya. Dulu kami enggak berani bawa nama presiden, jual-jual nama begitu," pungkas Agung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya