PLN Dapat Pinjaman Rp 12 Triliun buat Belanja Modal

PLN mendapat pinjaman sebesar Rp 2,4 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Kalimantan Timur.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Des 2015, 18:45 WIB
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mendapat pinjaman ‎dengan nilai Rp 12 triliun yang akan dipergunakan untuk belanja modal atau Capital Expediture (Capex) di tahun depan. Pinjaman tersebut berasal dari sindikasi beberapa bank di dan juga lembaga keuangan lainnya. 

Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengatakan ‎dalam rencana yang telah dibuat oleh perseroan, pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang telah ada dalam cetak biru perusahaan. "Ini bukan untuk bayar utang. Ini untuk investasi," kata Sofyan, saat menghadiri penandatanganan sindikasi di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (17/12/2015).


Sofyan menyebut peserta sindikasi pinjaman tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). "Ini pinjaman cukup bagus karena menggunakan rupiah. Jadi tidak terkena dampak selisih kurs," ucap mantan Direktur Utama Bank BRI tersebut.

Sofyan menambahkan jangka waktu pengembalian pinjaman tersebut 10 tahun dengan bunga di bawah 10 persen. Hal tersebut sangat meringankan PLN dalam memperoleh pendanaan. "Jadi pinjaman senilai Rp 12 triliun ini untuk investasi karena di bawah 10 persen bunganya," ujar Sofyan.

Pembangunan PLTU

Dalam kesempatan yang sama, PLN mendapat pinjaman sebesar Rp 2,4 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Kalimantan Timur berkapasitas 2X110 megawatt (MW).

Sofyan Basir mengatakan pinjaman tersebut berasal dari BNI, BRI, BNI dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dengan agen fasilitas BNI. "Tadi saya tanda tangan fasilitas kredit sindikasi gemetaran. Biasa memberi kredit (saat menjabat sebagai Dirut BRI), sekarang meminta kredit. Begitulah kehidupan," kata Sofyan.

‎Sofyan menambahkan jangka waktu pengembalian pinjaman tersebut mencapai 10 tahun dengan bunga di bawah 10 persen. Hal tersebut sangat meringankan PLN dalam memperoleh pendanaan. "Itu tenor 10 tahun dengan masa tenggang 3 tahun,‎" tutur Sofyan.

Sofyan mengungkapkan proyek PLTU Kalimantan Timur berkapasitas 2X110 MW merupakan bagian dari program percepatan ketenagalistrikan tahap I yang ditargetkan rampung pada 2016. "FTP tahap satu, tahun depan selesai semua," Sofyan. (Pew/Gdn)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya