Liputan6.com, Niamey - Presiden Niger Mahamadou Issoufou menyatakan pemerintahnya telah menggagalkan upaya kudeta terhadap dirinya. Bahkan pemerintahnya sudah menahan beberapa pejabat militer senior.
"Komplotan itu menyerang istana kepresidenan dengan helikopter militer, ketika perayaan kemerdekaan sedang dilangsungkan. Unit itu mungkin dialihkan dari perang melawan teroris Boko Haram," ucap Presiden Issoufou di televisi yang disiarkan secara nasional hari Kamis 17 Desember 2015 waktu setempat -- bertepatan dengan hari kemerdekaan Nigeria -- seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/12/2015).
"Pemerintah baru saja menggagalkan upaya jahat detribalization -- upaya untuk menghilangkan keanggotaan dan suku adat istiadat. Saya tak tahu apa tujuan dan motivasi individu-individu itu, yang berniat menggulingkan kekuasaan yang dipilih secara demokratis," papar dia.
Baca Juga
Advertisement
Di antara mereka yang ditahan adalah mantan kepala staf militer, Jenderal Souleymane Salou, dan Letnan Kolonel Dan Haoua selaku Kepala Pangkalan Angkatan Udara di ibukota Niamey.
"Katanya mereka dicurigai ingin melakukan kegiatan subversif, tapi tidak ada yang jelas untuk saat ini," kata seorang kerabat, Umum Salou.
Niger telah menyatakan keadaan darurat di wilayah Diffa di tenggara Niger, karena sejumlah serangan lintas perbatasan tahun ini dari Nigeria.
Terpilihnya Issoufou menandai pemulihan pemerintahan yang demokratis setelah kudeta menggulingkan pendahulunya, Mamadou Tandja. Partai berkuasa Niger, Niger Party for Democracy and Socialism mengatakan mereka sudah memperkirakan Issoufou menang di babak pertama.