Wanita yang Masih Menstruasi Juga Bisa Terkena Jantung Koroner

Wanita yang masih menstruasi seharusnya terlindung dari risiko jantung koroner. Namun, karena beberapa hal, kondisi itu tidak terjadi

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 20 Des 2015, 09:00 WIB
Wanita yang masih menstruasi seharusnya terlindung dari risiko jantung koroner. Namun, karena beberapa hal, kondisi itu tidak terjadi

Liputan6.com, Jakarta Presentase wanita yang masih menstruasi terkena penyakit jantung koroner (PJK) memang lebih rendah dibanding pria karena masih ada perlindungan dari hormon esterogen. Tapi kalau sudah menopause, di mana perlindungan hormon tersebut sudah tidak ada, menjadi sama berisikonya seperti kaum adam.

Demikian disampaikan dokter Interventional Cardiologist Consultant Bethsaida Hospital Dr dr Raja Adil C Siregar, MM, SpJP di kawasan Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (17/12/2015)

Namun, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan wanita yang masih menstruasi dapat terserang penyakit jantung koroner. "Menopause termasuk salah satu faktor risiko yang tidak dapat dihindari. Tapi sekarang ini, dimana semuanya semakin mudah, wanita yang masih menstruasi juga bisa mengalami hal tersebut," kata dia dalam diskusi merayakan HUT Bethsaida Hospital ke-3.

Menurutnya, esterogen tetap sebagai faktor pelindung. Hanya jika dalam kehidupan sehari-hari seorang wanita lebih banyak menerapkan pola hidup yang negatif seperti merokok, diet yang tidak sehat, mengonsumsi alkohol, hal-hal positif jadi kalah.

"Untuk itu dijaga pola hidupnya supaya tetap bisa terlindungi," kata dia menerangkan.

Wanita harus lebih waspada agar terhindar dari penyakit jantung koroner. Fakta yang dikemukakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan tahun 2014 menyatakan, 41.590 kematian di Indonesia disebabkan oleh dua penyakit paling mematikan, salah satunya penyakit jantung.

Raja Adil menjelaskan, dari beberapa golongan dalam penyakit jantung seperti jantung koroner, gagal jantung, dan gangguan irama jantung, PJK memiliki presentase tertinggi yang diderita masyarakat Indonesia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya