Liputan6.com, Jakarta - Tak bisa dimungkiri, Indonesia sudah menjadi tujuan utama para bandar narkoba untuk mengedarkan barang haramnya. Narkoba yang berhasil disita petugas dari para bandar bahkan belum cukup untuk menghalau datangnya narkoba ke Indonesia.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menjelaskan, saat ini BNN sudah memusnahkan narkoba jenis sabu hingga 2,8 ton. Tapi, jumlah itu sangat kecil dibandingkan yang sesungguhnya beredar.
"Saya dapat data intelijen dari beberapa negara asal narkotika yang kita sita ini. 2,8 Ton sabu yang dimusnahkan kemarin hanya 20% dari yang masuk ke negara kita," ungkap pria yang akrab disapa Buwas itu di kawasan Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jumat (18/12/2015).
Berdasar data yang dihimpun, beberapa negara seperti Tiongkok, Taiwan, hingga Iran memang menjadi pemasok utama sabu ke Indonesia. Data itu juga menunjukkan Indonesia sudah menjadi sasaran empuk para bandar.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi kita hanya bisa musnahkan 20%. Berarti negara kita jadi sasaran empuk," lanjut dia.
Melihat kenyataan itu, tidak heran pengguna narkoba di Indonesia terus meningkat. Bahkan kini menembus 5,9 juta jiwa.
"Pengguna ini lebih banyak. Presiden menyatakan pada Juni lalu bahwa Indonesia sebagai darurat narkoba. Juni itu pengguna hanya 4,2 juta, sekarang naik sampai 5,9 juta," tutup Buwas.
**Simak video komentar Menteri Sosial tentang penyebab maraknya prostitusi di kalangan artis.