Budi Waseso: Kalau Saya Badan Intelijen Negara...

Buwas menilai Indonesia terancam diambil alih asing melalui narkoba yang dilakukan sindikat internasional.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 20 Des 2015, 02:31 WIB
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menilai kemungkinan ada motif lain di balik bisnis peredaran narkoba di Indonesia, khususnya selundupan dari negara lain. Motif tersebut adalah upaya mengambil alih negara melalui pelemahan sumber daya manusia lewat narkotika.

Contohnya, kata dia, dahulu Inggris berhasil menguasai Tiongkok dengan menggunakan teknik perang candu.

"Kita ini negara kaya, ancamannya ada. Tidak menutup kemungkinan negara kita akan diambil. Karena negara kita kuat, yang dilemahkan manusianya melalui narkoba," kata Budi di sela-sela acara Gathering Wartawan Trunojoyo di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/12/2015).

Untuk itu, ia berharap agar Badan Intelijen Negara (BIN) mendalami potensi tersebut. Misalnya dengan melakukan analisa secara mendalam oleh lembaga kajian negara tentang ancaman proxy war, termasuk menggunakan narkotika.

"Ini prediksi ke depan dan bukan hal mustahil. Kalau saya BIN, pasti akan saya dalami lagi," sambung dia.

Sementara mengenai tindakan pencegahan, pemberantasan, kerja sama, pendayagunaan masyarakat dan rehabilitasi narkotika yang merupakan tugas BNN, disebut pria yang akrab disapa Buwas ini masih terkendala minimnya sumber daya

"BNN harus memenuhi standar 74 ribu personel. Sekarang BNN hanya 4.000 personel. Ada di pusat 1.000 sisanya dibagi-bagi di seluruh Indonesia," ucap Buwas.

Peran masyarakat, kata dia, sebenarnya juga sangat diperlukan. Khususnya untuk membantu pengawasan terhadap aktivitas penyelundupan di jalur masuk, melalui pelabuhan-pelabuhan kecil atau kerap disebut pelabuhan tikus yang banyak terdapat di Indonesia.

"Pengawasan di jalur masuk melalui pelabuhan tikus, peran masyarakat harus maksimal. Kami juga tengah menggodok kerja sama dengan TNI," tukas Buwas.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya