Liputan6.com, Yogyakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengaku prihatin terhadap perkembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia khususnya energi panas bumi (geothermal).
Dwi mengungkapkan keprihatinannya berasal dari penguasaan teknologi EBT yang masih minim oleh bangsa Indonesia. Hal tersebut membuat biaya pengembangan EBT di Indonesia menjadi mahal.
"Menguasai teknologinya, kita perlu prihatin," kata Dwi, di Yogjakarta, Minggu (20/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
Dwi mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar energi panas bumi, karena letak geografisnya yang dikelililingi gunung berapi, namun teknologinya justru dikuasai pihak Selandia Baru.
Dwi pun mempertanyakan kinerja lembaga pendidikan dan penelitian, sehingga Indonesia masih tertinggal dalam penguasaan teknologi EBT.
"Sedih prihatin kemana profesor UGM, ITB, ITS, maupun lembaga riset lain, kalau kita punya Lemigas mungkin ke depan punya energi terbarukan,"ungkap dia
Dwi pun menyayangkan, saat ini pemanfaatan energi panas bumi Indonesia masih 5 persen. "Energi geothermal baru 5 persen dimanfaatkan 95 persen belum dimanfaatkan," pungkas dia. (Pew/Ahm)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6