Berangkat ke Stadion, Bus Surabaya United Sempat Dilempari

Pemain muda Surabaya United sempat trauma jelang menghadapi Arema Cronus di 8 besar Piala Jenderal Sudirman.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 20 Des 2015, 11:29 WIB
Pelatih Persebaya Ibnu Grahan (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Jakarta Pelatih Surabaya United, Ibnu Grahan, salut terhadap perjuangan anak-anak asuhannya di lapangan dalam laga kontra Arema Cronus di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (19/12/2015). Menurut Ibnu, dengan situasi yang tak kondusif, anak-anak asuhannya tetap tampil semangat.

Dalam perjalanan ke stadion, bus tim sempat dilempari oleh sekelompok suporter Arema. Ibnu mengatakan, para pemainnya yang masih muda cukup trauma dengan kejadian itu, karena insiden tersebut pertama kalinya mereka rasakan.

Baca Juga

  • MU Tersungkur, Gelandang 'Setan Merah' Minta Maaf ke Fans
  • Cerita Ahmad Jayadi Pernah Membalap Lawan Rossi
  • 5 Pose Seksi Petenis Wanita Dunia Buat Hati Berdesir

“Saya sangat salut untuk pemain saya, pemain muda. Kita dari hotel ke stadion diramaikan pemberitaan Aremania meninggal dunia dan ada yang kritis. Perjalanan ke stadion, bus kita dilempari. Ini pengalaman (bus dilempari) pertama buat pemain-pemain muda saya,” ungkap Ibnu kepada wartawan.

“Di dalam ada masalah, di luar lapangan ada masalah, para pemain kita tetap bermain dengan semangat sampai pertandingan selesai. Kejadian di luar lapangan juga pasti mempengaruhi mental para pemain di lapangan,” lanjutnya.

Terkait dicoretnya para pemain asing dari Brasil karena isu match fixing diakui mempengaruhi penampilan timnya. Ibnu juga mengakui kesalahan ketika Muhammad Hargianto kesakitan dan keluar lapangan, tapi staf pelatih dan tim dokter tidak mengetahuinya.

“Pasti pengaruh (tanpa 3 pemain asing yang dicoret dari tim), yang dimainkan banyak pemain cadangan kan. Tapi tidak apa-apa, ini kan turnamen. Mereka yang jarang dimainkan jadi punya kesempatan, dan bila ada turnamen lainnya, mereka bisa lebih siap,” jelasnya.

“Saya menghargai pemain-pemain saya, babak pertama kita mengimbangi. Di babak kedua kita tidak sadar Hargianto keluar lapangan kesakitan. Karena pelatihnya bodoh, staf pelatihnya bodoh tidak lihat, Hagi keluar lapangan tanpa diganti,” ujarnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya