Liputan6.com, Drawsko - Kebangkitan paganisme-- pemujaan terhadap benda-benda- di masa lalu, telah membawa kepercayaan terhadap setan menjadi ketakutan tersendiri bagi masyarakat awal-modern. Namun, sebuah komunitas Polandia kuno menemukan cara untuk mengatasinya.
Salah satu cara agar setan tak bangkit kembali adalah mengubur mayat dengan benda tajam, seperti sabit besi melengkung yang dikalungkan di tenggorokan atau pinggul dari tubuh orang mati. Menurut kepercayaan Polandia kuno, dijamin bahwa jika orang mati itu bangkit kembali, mereka tidak bisa berjalan jauh.
Hal itu ditemukan di lima kuburan yang telah digali oleh para arkeolog. Kuburan dari abad ke-17 ditemukan di pemakaman Drawsko, Polandia.
Dalam situs itu itu, ditemukan empat kerangka yang dikuburkan dengan arit yang dikaitkan dengan tombak di sisi kanan kirinya, tepat di tenggorokan. Sementara, kuburan kelima, sebuah sabit menempel di panggul.
Baca Juga
Advertisement
Para peneliti, Marek Polcyn dan Elżbieta Gajda, mengemukakan praktik penguburan tersebut sering dipandang sebagai tindakan 'anti-vampir,' atau dapat dikatakan lokasi itu adalah makam para 'vampir'. Namun, mereka mengabaikan istilah 'makam vampir' untuk membuka diskusi untuk termasuk cakupan luas dari kepercayaan masyarakat kuno akan setan.
"Kemungkinan jenazah itu dikuburkan dengan serangkaian logam ditubuhnya untuk mencegah mereka bangkit lagi dan menyakiti orang yang masih hidup. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka justru dilindungi dari kekuatan setan," tulis para peneliti itu dalam Antiquity seperti dilansir dari Daily Mail, Minggu (20/12/2015).
"Menurut kepercayaan rakyat, koin tembaga adalah alat untuk melindungi perempuan saat mereka melahirkan, anak-anak serta mereka yang meninggal dari arwah jahat," tambah studi itu.
Selain itu, bisa jadi sebuah ritual yang dirancang untuk melawan ilmu hitam dan sihir.
Lima kerangka dengan arit di tubuhnya yang ditemukan di antara 250 makam tidak ada bedanya dengan kerangka lain. Mereka dalam kondisi baik.
Kerangka itu dikuburkan dengan cara seragam. Kepala mereka dikelilingi dengan koin-koin tembaga.
Namun mereka menemukan adanya 5 kerangka dengan arit ditubuhnya.
Sebuah arit ditemukan di leher pria dewasa yang berusia 35 hingga 44 tahun dan perempuan dewasa berusia 35 hingga 39 tahun. Koin tembaga juga ditemukan tak jauh dari tengkorak mereka. Itu berarti koin, arit dan jasad dikuburkan secara bersamaan.
Salah satu kerangka adalah milik seorang wanita lebih tua, mungkin berusia 50 hingga 60 tahun ketika ia meninggal. Tubuhnya dikuburkan dengan arit yang mengelilingya pinggulnya dan sebuah batu ukuran sedang di lehernya. Sementara itu, tulang di rongga mulutnya berwarna, menunjukkan ia dikubur dengan koin tembaga di mulutnya.
Dua kerangka lain ditemukan dengan arit yang diletakkan di leher. Kerangka itu dipercaya milik perempuan berusia 30 hingga 39 tahun serta remaja putri berusia 14 hingga 19 saat meninggal.
Para ahli percaya, kerangka termuda tewas akibat trauma. Kemungkinan besar karena tenggelam.
Di situs kuburan itu, mereka dimakamkan dengan peti mati kayu.
Arit mungkin digunakan untuk mencegah orang mati dari kebangkitan dan berjalan lalu meneror yang masih hidup. Tapi, mungkin juga bisa menjadi upaya simbolik untuk menangkal setan dan melindungi jiwa pemakainya.
Takhayul menyatakan bahwa sebuah 'kematian yang buruk,' akan menyebabkan orang mati untuk bangkit.
Kematian seperti tenggelam, keguguran, bunuh diri, mati sebelum dibaptis, atau bahkan kematian pada pernikahan sendiri dapat menyebabkan seseorang untuk berubah menjadi salah satu dari 14 setan.
Orang-orang yang dianggap memiliki kemampuan supranatural, juga akan berisiko menjadi setan. Umumnya, para ahli nujum tersebut dikuburkan di luar pemakaman atau di lokasi khusus di mana transformasi akan terjadi.
Di lokasi Drawsko, para peneliti mencatat bahwa jasad-jasad itu dikubur secara tradisional meski ditemukan arit di tubuh mereka.
"Yang dikuburkan di Drawsko, tidak peduli seberapa jahat mereka mungkin telah dianggap oleh warga desa mereka. Sehingga mereka dikuburkan dengan upacara Kristen," tulis para peneliti.
"Meskipun mereka menguburkan dengan cara yang patut, namun 'setan' masih di bawah kesadaran kolektif mereka ditandai dengan adanya logam arit itu," tutup tulisan studi itu.