Liputan6.com, Abuja - Para pemimpin dari Persatuan negara-negara Afrika Barat atau ECOWAS mendesak larangan baju yang menutupi identifikasi seseorang. Permintaan itu dikeluarkan pada Jumat 18 Desember 2015 saat KTT negara-negara Afrika barat di Nigeria.
Kendati tidak menyebut burka atau cadar secara spesifik, namun, pernyataan itu mengatakan bahwa pakaian tertentu yang menutupi seluruh tubuh dapat menghambat operasi polisi. Para pemimpin juga menegaskan, larangan itu untuk mencegah pengemboman bunuh diri yang biasanya disembunyikan di baju itu.
Baca Juga
Advertisement
"Beberapa jenis pakaian, yang membuat identifikasi atas orang bersangkutan sulit, dinilai menghambat tindakan untuk melindungi orang dan harta benda," kata Presiden ECOWAS, Kadre Desire Ouedraogo, seperti dilansir dari African News, Sabtu 19 Desember 2015.
Di kawasan timur laut Nigeria, kelompok teroris Boko Haram menggunakan perempuan sebagai pengebom bunuh diri dengan menyembunyikan bahan peledak di balik bajunya.
Taktik serupa yang juga mereka gunakan untuk melancarkan serangan bom bunuh diri di Chad, Kamerun, dan Nigeria. Ketiga negara itu sudah memberlakukan larangan jilbab yang menutupi wajah.
Pada Mei lalu, Kongo menjadi negara pertama di Afrika yang melarang penggunaan burka, disusul Chad dan Kamerun setelah menderita serangan bom bunuh diri oleh perempuan.
Pihak berwenang di Kamerun bahkan juga melarang pembuatan dan penjualan burka.