Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada tahun ini memasuki masa suram. Berbagai kondisi perekonomian dunia maupun dalam negeri telah membuat rupiah terjun bebas. Bahkan pada Agustus, nilai tukar rupiah sempat menembus 14 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).
Pemerintah berupaya keras membuat rupiah kembali menguat. Berbagai kebijakan diambil sebagai langkah intervensi. Namun nilai tukar rupiah tetap tak beranjak dari 13 ribu per dolar AS.
Advertisement
Tak sendiri, keterpurukan rupiah juga bersama dengan negara lain, seperti ringgit Malaysia. Mata uang Negeri Jiran ini bahkan lebih parah dibandingkan rupiah.
Ringgit sempat mencapai pelemahan terpanjang sejak 2013. Pelemahan Ringgit itu dipicu dari ribuan demonstran siap menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Najib Razak pada akhir pekan.
Penyebab rupah terpuruk
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jatuh lebih dalam hingga menyentuh level 13.917 di bulan Agustus.
Tekanan ini berasal dari faktor eksternal maupun internal. Mulai dari spekulasi tertundanya kebijakan kenaikan suku bunga The Fed, perang mata uang sampai kisruh Kabinet Kerja.
Pengamat Valas, Farial Anwar membeberkan penyebab depresiasi rupiah dari faktor global. Pertama, dua spekulasi yang beredar soal penyesuaian Suku Bunga Acuan The Fed, yakni tetap dimulai pada September atau ditunda di bulan berikutnya.
Selain itu juga karena kebijakan devaluasi Yuan. "Dengan adanya devaluasi Yuan, diperkirakan kenaikan suku bunga acuan AS akan tertunda, bisa mundur. AS sangat kecewa dengan devaluasi Yuan karena mereka ingin Yuan dimahalkan bukan dibuat murah karena AS mengalami defisit perdagangan dengan China akibat serbuan barang-barang asal sana," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com.
Tindakan devaluasi diikuti Vietnam yang sengaja mendepresiasi mata uangnya Dong. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran terjadi perang mata uang (currency war).
Kebijakan Yuan dan Vietnam, semakin menambah ketidakpastian kenaikan suku bunga acuan AS karena mengganggu ekspektasi pelaku pasar.
Dari sisi dalam negeri, Farial mengatakan, harapan pasar dengan membaiknya perekonomian Indonesia belum juga menjadi kenyataan. Upaya reshuffle kabinet, ternyata belum mampu memberikan dampak positif mengangkat ekonomi nasional.
Kisruh di kabinet kerja ikut dinilai membuat kesan pemerintahan tidak mungkin bisa bekerjasama dengan baik. Ekspektasi pasar dengan terpilihnya Darmin Nasution sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, seketika hilang karena kisruh di tubuh Kabinet Kerja.
Situasi tersebut, sambung dia, ikut menggoyahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai menjauh dari level 4.500.
"Asing melakukan aksi jual bersih di pasar modal sampai Rp 4,9 triliun. Karena rupiah jeblok, investor takut rugi valas, takut babak belur. Akhirnya permintaan dolar semakin besar dan mahal," kata Farial.
Bank Indonesia dan pemerintah pun diminta segera mengambil langkah kebijakan untuk meredam laju keterpurukan rupiah.
Ringgit Lebih Terpuruk Ketimbang Rupiah
Ringgit lebih terpuruk ketimbang rupiah
Ternyata tak hanya rupiah, mata uang Malaysia Ringgit juga menuju pelemahan. Bahkan ringgit sempat mencapai pelemahan terpanjang sejak 2013. Pelemahan Ringgit itu dipicu dari ribuan demonstran siap menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Najib Razak pada akhir pekan.
Berdasarkan data Bloomberg, Ringgit depresiasi menjadi 4,2273 per dolar Amerika Serika. Ringgit telah melemah sekitar 25 persen dari posisi tahun lalu, dan ini penurunan terbesar mata uang di Asia.
Mata uang Ringgit telah merosot 25 persen didorong dari sentimen politik terutama menurunkan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Hal itu ditambah harga minyak mentah Brent telah melemah 53 persen, dan ini memukul negara pengekspor minyak.
Sementara itu, imbal hasil obligasi atau surat utang pemerintah bertenor 10 tahun naik tiga basis poin menjadi 4,42 persen. Angka itu tertinggi dalam tujuh tahun ini. Sentimen negatif membayangi imbal hasil tersebut lantaran kondisi bursa saham China merosot yang dipicu kekhawatiran pertumbuhan ekonominya.
"Secara keseluruhan, sentimen masih sangat lemah. Masih banyak kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Malaysia dan beberapa isu dalam negeri," ujar Choong Yin Pheng, Analis Hong Leong Bank Bhd, seperti dikutip dari laman Bloomberg.
Analis Australia and New Zealand Banking Group Ltd, Khoon Goh menuturkan meski harga minyak telah pulih menjelang akhir pekan akan tetapi Ringgit gagal untuk memanfaatkan sentimen tersebut.
Christian de Guzman, Vice President Moody's Investors Services di Singapura mengatakan pihaknya menaruh prospek positif untuk Malaysia menjadi A3 dan ini level terendah keempat untuk investasi.
Sementara itu, polisi bersiap untuk menghadapi ribuan demonstran di ibu kota. Hal itu menuntut pengunduran diri Najib setelah penyelidikan resmi menunjukkan kalau perdana menteri menerima miliaran Ringgit di rekening pribadinya pada 2013. Diperkirakan sekitar 200 ribu demonstran bergerak di Kuala Lumpur pada Agustus lalu.
Advertisement
Ini Kelemahan RI yang Bikin Rupiah Mudah Goyah
Kelemahan RI bikin rupiah mudah goyah
Pemerintah mengakui nilai tukar rupiah sangat rentan dengan berbagai tekanan yang datang dari dalam maupun luar negeri. Penyebabnya, karena porsi asing pada portofolio investasi saham dan surat utang sangat besar.
Demikian diakui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. "Dari dulu kita sudah rentan kalau soal kurs rupiah, karena terlalu besar dana asing di dalam ekonomi kita," ujar dia.
Menurut Darmin, hal ini bisa terlihat dari kepemilikan asing pada Surat Utang Negara (SUN) Indonesia sebanyak 38 persen atau sama dengan negara tetangga, Malaysia. Namun lebih besar bila dibandingkan Thailand yang hanya mencatatkan 13 persen-14 persen porsi kepemilikan asing pada surat utangnya.
"Begitupula dengan saham di Indonesia, porsi asing lebih banyak lagi sampai 60 persen. Jadi kalau sebanyak itu asing, batuk sedikit atau asing keluar, kita goyah," terang Darmin.
Dia mengatakan bahwa Indonesia sangat membutuhkan dan mengandalkan dana asing yang masuk, bukan saja untuk melakukan kegiatan investasi tapi juga membeli SUN dan saham.
Untuk mengurangi tekanan pada kurs rupiah, pemerintah mendorong percepatan penyerapan anggaran termasuk belanja modal untuk investasi.
"Tapi mengandalkan Penanaman Modal Asing (PMA) lagi susah. Jadi kalau ada investasi besar masuk, dampaknya akan sangat bagus. Kita juga perlu uang dari luar. Yang akan dilakukan mempercepat belanja dan misalnya mempercepat Perpres kereta api ringan (LRT)," tandas dia.
PHK buruh akibat rupiah terpuruk
PHK buruh akibat rupiah terpuruk
Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membawa dampak buruk pada sektor tenaga kerja di dalam negeri.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan akibat hal ini, ratusan ribu buruh terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan berpotensi terkena PHK.
"Data dari Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) ada 50 ribuan buruh sudah ter-PHK. Kalau dengan potensi menjadi 100 ribuan. Tapi yang potensi ini sekarang sudah hampir pasti di-PHK," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com.
Dia menjelaskan, para buruh yang berpotensi terkena PHK tersebut saat ini tengah dalam proses perundingan antara serikat pekerja (SP) dengan perusahaan soal pembayaran pesangon.
"Mereka sudah siap-siap di-PHK. Sekarang dalam proses negosiasi serikat pekerja soal pesangonnya," lanjut dia.
Menurut Said, industri yang telah memberhentikan pekerjanya sebagian besar merupakan industri padat karya seperti garmen, sepatu, tekstil, makanan dan minuman.
"Itu ada di Semarang, Demak, Tangerang, Jawa Timur seperti Mojokerto dan Pasuruan. Bahkan ada 13 perusahaan padat karya sudah tutup ketika dolar AS menembus Rp 13 ribu," katanya.
Sedangkan industri yang berpotensi mem-PHK pekerjanya yaitu industri di sektor otomotif dan elektronik. Hal ini terlibat dari sebelum Idul Fitri perusahaan-perusahaan tersebut telah merumahkan pekerja kontrak yang habis masa kontraknya.
"Biasanya setelah Lebaran pekerja-pekerja itu dipanggil lagi dan diperpanjang kontraknya. Tapi ini dua bulan setelah Lebaran tidak dipanggil lagi. Ini berarti sudah ada tanda PHK permanen. Jadi yang sebelumnya dirumahkan, sekarang terancam di-PHK," jelas dia.
Industri otomotif dan elektronik tersebut berada di beberapa wilayah seperti Bekasi, Purwakarta, Batam, Jawa Timur dan Pasuruan. "Sudah pasti pada September ini mereka di-PHK, dari yang tadinya dirumahkan atau jam kerjanya dikurangi dari yang biasanya seminggu bekerja selama 5 hari menjadi 3 hari," tandasnya.
Advertisement
Pemerintah Turun Tangan Atasi Rupiah
Turun tangan pemerintah
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akhirnya turut campur untuk membuat rupiah menguat. BI dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersiap mengeluarkan kebijakan percepatan ekonomi untuk meningkatkan investasi guna menopang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akibat faktor internal dan faktor eksternal.
"Ini bukan hanya masalah internal tapi juga faktor eksternal seperti krisis di Yunani, kenaikan suku bunga di Amerika, depresiasi Yuan di Cina dan ada beberapa negara lain yang mengalami goncangan yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu," tutur dia.
Presiden mengaku, pemerintah sudah berusaha untuk menjaga agar rupiah kembali menguat. Salah satunya adalah intervensi BI dengan mengeluarkan instrumen-instrumen.
Selain itu, Menteri Kordinator (Menko) Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan telah berusaha menjaga dengan mengeluarkan beragam regulasi.
Untuk menguatkan nilai tukar rupiah, pemerintah akan melakukan deregulasi besar-besaran. Deregulasi ini berlaku sejumlah produk-produk hukum yang disederhadanakan bahkan jika perlu akan dilakukan pemangkasan. Dengan demikian, akan mempercepat pertumbuhan.
Gubernur BI Agus Martowardojo memastikan akan terus menjaga stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan melalui bauran kebijakan. "BI menempuh kebijakan pruden dalam mencapai target inflasi, menjaga likuiditas perekonomian di tingkat pusat dan daerah, melakukan stabilisasi di pasar valas, aturan penggunaan rupiah di NKRI dan sebagainya," cetus Agus.
Menurut Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova, penguatan rupiah dikarenakan intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar cukup besar. Hal itu juga didukung oleh kebijakan stimulus yang akan diterapkan pemerintah. "Pasar merespons positif," tambah Rully saat dihubungi Liputan6.com.
Penguatan rupiah yang terjadi ini memang didukung dari gerak pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Hal itu dilakukan agar rupiah kembali menguat terhadap dolar AS.
"Kami melihat dukungan bagi nilai tukar Rupiah setelah anjlok cukup tajam," kata Khoon Goh, Analis Australia and New Zealand Banking Group Ltd.
Khoon Goh juga mengatakan pemerintah cukup peduli atas melemahnya mata uang rupiah. Hal itu melihat pemerintah sedang mempersiapkan beberapa jenis kebijakan pajak untuk korporat dan investor untuk membawa dolar Amerika Serikat.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS telah tertekan sekitar 14 persen sepanjang 2015. Hal itu dikarenakan harapan kenaikan suku bunga AS dan devaluasi mata uang China Yuan.
Muncul Meme Keterpurukan Rupiah
Meme rupiah
Nilai tukar rupiah yang terus tersungkur hingga menembus 14.071 per dolar AS membuat masyarakat khawatir. Namun di tengah keterpurukan ini, bermunculan berbagai guyonan ang ikut meramaikan kondisi pasar.
Muncul ide kreatif netizen untuk menyebarkan gambar atau foto lucu yang biasa disebut Meme di berbagai jejaring sosial baik itu Facebook, twitter, Instagram maupun Path tentang rupiah yang terus melemah.
Adapun sejumlah meme soal pelemahan rupiah yaitu, simak di bawah ini:
(Nrm/Ndw)
Advertisement