Bom Palsu di Air France, 4 Orang Diinvestigasi

CEO Air France menyebut tindakan bom palsu itu adalah lelucon yang menjijikkan yang membahayakan penerbangan.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 21 Des 2015, 11:11 WIB
Pesawat Airbus A-380 milik Air France dengan nomor penerbangan 65 mendarat darurat di Salt Lake City, Utah, Selasa (17/11). Dua penerbangan maskapai Air France dari AS menuju Paris mendarat darurat setelah adanya ancaman bom (AFP PHOTO/GEORGE Frey)

Liputan6.com, Mombasa - Pesawat Air France dari Mauritius ke Prancis pada Minggu 20 Desember kemarin terpaksa mendarat darurat di Kenya. Hal itu dikarenakan ada paket mencurigakan di salah satu toilet maskapai tersebut.

Setelah mendarat di Mombasa, pihak keamanan berhasil mengamankan paket itu. Namun, diketahui ternyata paket mencurigakan tersebut sengaja dibuat sedemikian rupa hingga mirip bom.

"Paket tersebut berupa dus dan didalamnya ada potongan keras, kabel mainan dan timer dapur," kata CEO Aif France, Frederic Gagey, seperti dilansir dari ABC News, Senin (21/12/2015).

"Dari foto yang kami dapati dari otoritas Kenya, benda itu tak membahayakan penumpang. Namun itu sungguh lelucon yang menjijikan," tambahnya Frederic lagi.

Menurut otoritas Kenya, kemungkinan besar 'paket' itu diletakkan oleh salah seorang penumpang. Bukan dilakukan di bandara Mauritius.

"Meskipun ada kemungkinan diletakkkan oleh seseorang di bandara Mauritius, namun, mengingat pesawat itu telah terbang selama tiga setengah jam, kemungkinan besar justru dilakukan oleh seseorang di pesawat," kata Kolonel Stephen Ganyard, dari otoritas Kenya.

Pihak keamanan Kenya tengah mengivenstigasi 4 orang penumpang.

"Jelas, siapapun yang melakukan itu, adalah bodoh dan tidak dapat diterima karena telah mengancam penerbangan," ungkap Frederic lagi yang kini meminta pihak keamanan untuk menginvestigasi perbuatan tak bertanggung jawab itu.

Bom Palsu di Air France, 4 Orang Diinvestigasi (Daily Mail)

Sementara itu, 473 penumpang dan kru berhasil dievakuasi dengan selamat. Mereka diberi akomodasi di hotel dan berangkat ke Prancis beberapa jam kemudian.

Kendati tidak ada kegagalan sistem di bandara Mauritius, namun pihak Air France meminta otoritas negeri tersebut untuk memperbaiki sistem keamanan.

Ancaman Bom ke-3 Air France

Sejak serangan bom di Paris pada 13 November lalu, serangkaian ancaman diterima oleh Air France. Dua hari setelah tragedi yang menewaskan 130 orang itu, penerbangan dari Amsterdam-Paris terpaksa mendarat di Bandara Schiphol karena mendapat ancaman bom.

Pada 18 November, 2 penerbangan Air France dari Amerika Serikat ke Prancis mengalami hal serupa. Penerbangan 65 dari Los Angeles ke Paris itu dialihkan ke Salt Lake City, setelah ada ancaman teror bom.

Tak lama kemudian, pesawat Air France 55 dari Dulles Washington International ke Bandara Charles de Gaulle di Paris dialihkan ke Bandara di Halifax, Nova Scotia, Kanada. Sumber pemerintah juga menyatakan, ada ancaman bom, namun tak diketahui pasti apakah orang yang sama berada di balik kedua ancaman bom.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya