DPR Minta Semua Pesawat T-50 Golden Eagle Diperiksa Ulang

Kemarin, pesawat T-50 Golkar Eagle jatuh saat atraksi di Yogyakarta. Dua kaptennya Kapten Dwi Cahyadi dan Letnan Sardjono meninggal dunia.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 21 Des 2015, 10:45 WIB
Pesawat T-50i Golden Eagle milik TNI Angkatan Udara jatuh saat bermanuver, hingga liburan ke Pusat Penelitian Lingkungan Smithsonian, AS.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi I DPR mendesak TNI AU investigasi penyebab jatuhnya pesawat T-50 Golkar Eagle di Yogyakarta Minggu 20 Desember. Apabila hasil investigasi terdapat kelemahan teknis dari pesawat tersebut, maka Komisi I DPR meminta TNI AU memeriksa ulang seluruh pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan (Korsel) ini.

"Saya desak TNI AU selidiki sebab musabab jatuhya pesawat tersebut, apakah ada kelemahan teknis dari pesawat tersebut? Jika ada maka semua pesawat tersebut harus diperiksa ulang agar tidak ada kecelakaan sama pada masa yang akan datang," kata Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/12/2015).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengaku prihatin terhadap jatuhnya pesawat yang mengakibatkan tewasnya 2 pilot terbaik yang dimiliki Indonesia, yakni Kapten Dwi Cahyadi dan Letnan Sardjono. Maka dari itu, ia mendesak, TNI AU harus memeriksa seluruh kelengkapan pesawat ini.

‎"Tergantung hasil penyelidikan nanti, tapi kelengkapan pesawat seperti sistem radar jika belum ada harus dilengkapi," tegas Mahfudz.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi menyesalkan musibah jatuhnya pesawat T-50 Golden Eagle.

Sebab, Kapten Dwi Cahyadi dan Letnan Sardjono adalah ‎para penerbang terbaik serta pesawat T50 dari Korea Selatan termasuk pesawat latih yang terbaik juga modern.

Untuk itu, Bobby juga meminta TNI AU menginvestigasi penyebab kecelakaan ini. "Kami menunggu hasil investigasi dari TNI AU, penyebab musibah tadi, sehingga bersama kita bisa mencegah kecelakaan ini," kata Bobby.

Ia menambahkan, Komisi I DPR mempercayakan investigasi ini sepenuhnya kepada TNI AU, termasuk kenapa kursi lontar tidak sempat digunakan.

"Jangan cepat mengambil kesimpulan dari video yang beredar di masyarakat. Kita tunggu hasil investigasi. Komisi I DPR juga meminta TNI AU beri penghargaan setingginya kepada kedua pilot almarhum. Dan keluarga yang ditinggalkan diberikan bantuan dan santunan untuk masa depan anak-anak mereka," ujar dia.

Setelah masa sidang DPR berakhir nanti, Komisi I DPR akan membahas masalah ini dengan mengundang Panglima TNI dan KSAU untuk rapat kerja (raker). ‎

"Di masa sidang berikut seperti biasa, kami akan undang beliau untuk raker dan membahas kejadian ini, termasuk progress tim investigasi, karena pesawat T50 ini termasuk baru," ujar Bobby.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya