Liputan6.com, Solo: Apa reaksi Anda jika dokter mengatakan kalau salah satu bagian dari tubuh Anda harus diamputasi di usia muda? Bingung, frustasi, kaget, depresi atau bakal merasa minder dengan orang di sekitar?
Itulah yang dirasakan oleh Suryo Nugroho. Dia adalah atlet bulutangkis yang kehilangan tangan kirinya karena kecelakaan motor. Ketika itu dia masih berusia 12 tahun.
Baca Juga
- Pecundangi City, Arsenal Pepet Leicester di Puncak Klasemen
- Antara Atlet Kick Boxer, Miss Universe, Hingga Cat Kuku Ronaldo
- Dorna Kecewa, MotoGP 2017 Batal Digelar di Indonesia?
Advertisement
Tulang tangan kirinya patah, berantakan dan sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Dokter yang menanganinya sudah angkat tangan dan mengatakan kepada Suryo kalau dia akan kehilangan tangan kiri untuk selamanya.
"Dulu saya adalah manusia normal. Kecelakaan motor membuat tangan saya patah. Karena sudah tidak bisa diperbaiki jadi harus diamputasi. Saat kecelakaan motor, saya dibonceng," ucap Suryo kepada Liputan6.com di Hotel Lor In, Solo, Senin (21/12/2015).
Setelah diamputasi, pria asli Surabaya itu mengaku minder dengan teman-temannya yang memiliki anggota tubuh sempurna. Saking frustasinya, Suryo tidak mau keluar rumah selama tiga tahun.
"Kalau minder itu pasti. Mental saya sempat turun drastis. Selama tiga tahun saya tidak sekolah. Selama itu saya tidak pernah keluar rumah. Orang tua memanggil guru ke rumah agar saya bisa belajar," ucap pria berusia 20 tahun tersebut.
Dukungan Orang Tua
Untungnya, Suryo memiliki teman dan orang tua yang perhatian kepadanya. "Tidak ada teman saya yang meledek. Mereka malah meminta saya kembali ke sekolah dan kumpul lagi. Orang tua juga terus mendukung," katanya.
Setelah tiga tahun menjalani masa sulit, Suryo akhirnya bisa bangkit. Dia pun kembali merajut mimpinya menjadi atlet bulutangkis.
"Saya mengenal bulutangkis sebelum mengalami kecelakaan, yakni pada usia 7 tahun. Saya bisa bangkit karena para pelatih terus mengharapkan kembalinya saya di dunia bulutangkis," papar dia.
Kerja keras dan semangat membuat Suryo banyak menyabet 7 medali emas di pentas internasional sejak tahun 2010. Tahun ini dia mendapat dua emas di ajang Indonesia Open dan ASEAN Para Games Singapura.
"Sekarang saya merupakan atlet difabel dari cabang bulutangkis terbaik keempat dalam ranking BWF. Itu artinya, saya adalah atlet terbaik di Indonesia," dia memaparkan.
Kini, Suryo menatap impian yang lebih besar. Dia bertekad meraih medali emas di ajang Paralimpiade 2020 di Tokyo. Untuk kali pertama, cabang bulutangkis dipertandingkan di ajang itu.
"Bulutangkis adalah hidup saya. Melalui olahraga ini, saya bisa memberikan yang terbaik untuk negara saya. Saya juga bisa membuat negara ini bangga. Di lapangan, apapun bisa terjadi," tutup pria kelahiran 17 April 1995 ini.
Advertisement