JK: Kiritik Saya, Masinton Sudah Ditegur Partainya

Masinton Pasaribu sebelumnya menilai sumber kegaduhan politik dan ekonomi di negeri ini ada pada JK.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 21 Des 2015, 20:39 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pidato saat silaturahmi nasional Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Minggu (1/11). Silahturahmi di gelar untuk membahas persiapan Partai Golkar dalam menghadapi pilkada 2015. (Liputna6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu telah ditegur oleh partainya. Peringatan itu diberikan setelah Masinton menyebut JK sebagai sumber kegaduhan selama setahun terakhir.

"‎(Masinton) sudah ditegur sama PDIP," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (21/12/2015).

‎Masinton sebelumnya menuding JK penyebab kegaduhan terkait proyek pembangkit listrik 35 ribu MW. Namun, JK menjelaskan bukan dirinya yang menjadi penyebab kegaduhan, melainkan seorang menteri koordinator yang baru diangkat.

Meski tidak menyebut nama, menteri itu kemungkinan adalah Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli.

"Siapa yang sebenarnya sumber ribut, Ributnya 35 ribu megawatt? Memangnya saya? Masa saya. Masa seorang menteri yang nolak program pemerintah ya, itu yang ribut. Saya yang harus mempertahankan negara," ‎tegas JK.


Masinton sebelumnya menilai setahun pemerintahan Jokowi-JK banyak diisi dengan kegaduhan politik dan ekonomi. Ia menuding penyebab kegaduhan itu adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla.

‎"Episentrum gaduh ini di Wapres (Jusuf Kalla)," ‎kata Masinton, dalam diskusi rilis survei PolcoMM Institute bertema Kinerja Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, di Jakarta, Minggu 20 Desember kemarin.

Masinton menjelaskan kegaduhan yang disebabkan JK dapat dilihat dari 3 kasus, yaitu gaduh dalam pembangunan listrik 35 ribu MW, gaduh dalam kasus Pelindo II, dan gaduh dalam kasus perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Atas hal itu, ia pun mendesak agar JK mundur dari jabatannya.

"JK kalau modelnya gitu, harus kita kritik dan juga suruh mundur," t‎andas Masinton.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya