Liputan6.com, Jakarta- Partai terakhir babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman bakal tersaji pada malam hari ini, Selasa (22/12/2015) antara Arema Cronus melawan Pusamania Borneo FC (PBFC) pukul 19.30 WIB. Meski sama-sama dipastikan lolos ke semifinal, bukan tidak mungkin pertandingan di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta, nanti tetap berrlangsung sengit. Sebab kedua tim mengincar posisi juara grup E.
Baik Arema maupun PBFC punya modal meyakinkan usai menyapu bersih dua laga di perempatfinal ini. Terlebih lagi Arema, klub berjuluk Singo Edan ini belum sekalipun kalah sejak fase penyisihan grup.
Mereka mencatat hasil sempurna dengan mengemas poin maksimal, 12, setelah memenangi empat pertandingan dalam waktu normal. Berbeda dengan PBFC, yang sempat kalah dua kali di tangan PS TNI dan Surabaya United.
Di luar dua kekalahan tersebut, kekuatan Pesut Etam sebetulnya patut diwaspadai. Pasalnya, untuk menggenggam tiket delapan besar, mereka telah menyingkirkan juara Piala Presiden 2015 Persib Bandung. Sebelum bertemu Arema, anak-anak asuhan Kas Hartadi ini malah membungkam Persipura Jayapura lewat drama adu penalti.
"Lawan Arema tetap penting walau kita sudah pasti ke semifinal. Kalau bisa yang PBFC lolos sebagai juara grup. Kita tetap fight," lanjutnya.
Seluruh pemain Arema, terutama duet Esteban Vizcarra dan Cristian Gonzales menjadi momok untuk eks-pelatih Sriwijaya FC tersebut. Namun, Kas Hartadi lebih menyoroti duelnya dengan pelatih Arema, Joko 'Gethuk' Susilo yang disebutnya sebagai pelatih bagus. Ditambah dari kubu Arema, mereka tak bisa memainkan Ahmad Bustomi karena akumulasi kartu.
"Semua pemain Arema itu bagus, gelandang-gelandangnya bagus. Tapi kalau yang saya waspadai, Joko Susilo," ungkap Kas Hartadi.
Akumulasi Kartu
Joko Susilo bertekad tak bakal merotasi pemainnya, meski bakal kehilangan sang kapten Ahmad Bustomi saat melawan PBFC nanti akibat akumulasi kartu kuning. Sedangkan juru taktik lawan Kas Hartadi sedikit pincang karena absennya Fandi Ahmad karena sebab yang sama serta Terens Puhiri yang cedera.
"Kita tidak berencana rotasi, karena kita tidak pernah begitu. Kita hanya menurunkan pemain terbaik dalam setiap pertandingan. Terbaik secara kondisi, secara teknik, tapi tim kita terbaik, di tim kami merata, tidak ada cadangan atau inti," tutur pelatih yang akrab disapa Gethuk ini kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Di sisi lawan, Pesut Etam telah memberi sinyal bakal mengubah 30 persen komposisi pemain untuk memberikan kesempatan dari bangku cadangan. Yang terpenting, Kas Hartadi menginginkan anak-anak asuhannya siap tempur di semifinal nanti.
"Kita akan rotasi pemain 30 persen supaya pemain inti dapat istirahat dan memberikan kesempatan pemain yang belum bermain, agar di semifinal semua pemain juga sudah siap," tutur Kas Hartadi.
"Terens (Puhiri) juga masih absen, jari kakinya masih lecet," ujarnya.
Advertisement
Tak ada salahnya memantau kekuatan calon lawan di semifinal Piala Jenderal Sudirman, seperti yang dilakukan pelatih PBFC, Kas Hartadi. Eks-juru taktik Sriwijaya FC itu menyaksikan langsung laga Semen Padang kontra Mitra Kukar pada 20 Desember lalu di Solo, Jawa Tengah.
PBFC memang masih melakoni partai terakhir di babak delapan besar ini melawan Arema Cronus. Tapi pertemuan kedua tim hanya akan menentukan siapa yang melaju ke semifinal sebagai juara grup dan runner-up.
"Tim-tim di Indonesia rata-rata kualitas dan kekuatannya tidak jauh berbeda. Tinggal lihat siapa yang buat kesalahan di lapangan, itu yang akan kalah," tutur Kas Hartadi.
Kas Hartadi meski berhati-hati dalam meracik strategi di laga terakhir Grup E ini. Pasalnya, dia sudah kehilangan dua pemain yakni Fandi Ahmad karena akumulasi kartu serta Terens Puhiri yang cedera.
Sedangkan pelatih Arema, Joko 'Gethuk' Susilo juga punya masalah serupa. Ahmad Bustomi memang absen karena akumulasi kartu kuning, sementara Juan Revi punya cedera kambuhan. Adapun Kiko Insa terlalu beresiko untuk dipaksakan bermain.
"Semua pemain bisa turun, tapi Kiko tidak maksimal karena idealnya harus pemulihan 4 sampai 6 minggu. Kalau Juan Revi sudah punya cedera lutut sejak lama," kata dokter tim dr. Nanang Tri Wahyudi SpKO, kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.