Bila El Nino Ganggu Pasokan Pangan, RI Buka Keran Impor

Kemendag menyatakan pertanian Indonesia saat ini tengah dalam kondisi siaga pasalnya fenomena El Nino masih berlanjut

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 22 Des 2015, 18:30 WIB
Aktivitas penurunan beras impor dari sebuah kapal saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11). Sekitar 27 ribu ton beras tersebut didatangkan dari Vietnam untuk menjaga kestabilan persediaan beras nasional. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan pertanian Indonesia saat ini tengah dalam kondisi siaga pasalnya fenomena El Nino masih akan terus berlanjut sampai pertengahan tahun depan. Jika fenomena ini mengganggu pasokan pangan, pemerintah bakal membuka keran impor.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong memperkirakan, El Nino babak kedua bakal berlanjut pada bulan Januari-Februari 2016.

"Elnino itu di kuartal III sudah kita lewati. Tapi di Januari Februari biasanya ada serangan kedua. Sejauh saya ketahui, misal di padi sudah berjalan musim tanam. Tapi kita harus waspada apabila terjadi gelombang kedua dan gagal panen," katanya, Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Thomas menuturkan, pemerintah sendiri berupaya dalam menjaga pasokan pangan serta kondisi psikologi masyarakat. Namun dalam kondisi mendesak, pemerintah tak ragu membuka keran impor lagi.

"Di mana terjadi kenaikan harga dan kelangkaan stok, kami akan buka keran impor. Karena tidak mungkin korbankan kepentingan konsumen, kalau memang sudah tidak ada barang. Kami akan koordinasi erat dengan kementerian teknis baik Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian dan melalui rakor di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menjaga stabilitas pangan,"jelasnya.

Ditanya terkait rencana importasi pada tahun depan, Thomas masih bungkam. Pasalnya, hal tersebut masih terlalu dini untuk dibicarakan.

Thomas mengatakan pemerintah sedang menyusun rencana dengan kementerian terkait untuk perencanaan pangan tahun 2016. Namun begitu, dia menegaskan pemerintah mengupayakan diversifikasi pangan.

"Demikian juga impor beras punya ketergantungan yang amat besar kepada Vietnam dan Thailand. Dan kami sedang belajar jadi belum sampai pelaksanaan dan mungkin masih tahap belajar dan nanti akan tahap mencoba sumber lain impor beras yang lain selain yang selama ini cenderung kita pakai," tandas dia. (Amd/Zul)

 

Mau tahu cara manfaatkan peluang bisnis? Cek video ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya