Liputan6.com, Jakarta - Hari ini 82 tahun silam, atau tepatnya pada 23 Desember 1933, Kaisar Jepang, Akihito lahir di Tokyo. Menurut Biography.com, ia merupakan kaisar Jepang ke-125 yang bertakhta sejak tahun 1989, menggantikan sang ayah, Kaisar Hirohito yang mangkat.
Pangeran Akihito naik takhta pada 7 Januari 1989 dan secara resmi menjadi kaisar Jepang yang ke 125 pada 12 November 1990.
Sejak itu, putra sulung pasangan Kaisar Hirohito dan Permaisuri Nagako memperoleh kemasyhuran atas gerakan kemanusiaannya.
Setelah kematian Kaisar Hirohito pada 7 Januari 1989, Akihito menerima kepemilikan pedang suci, manik-manik dan cermin dari Dewi Matahari Amaterasu Omikami sebagai ritus perjalanan ke Chrysanthemum Throne. Dia resmi menjadi kaisar ke-125 Jepang pada 12 November 1990.
Era pemerintahannya dijuluki 'Heisei', yang diterjemahkan sebagai 'Achieving Peace' yang diartikan 'Mencapai Perdamaian'.
Semenjak naik takhta kekaisaran, Aikihito kerap berusaha untuk mendekatkan keluarga Kaisar dengan masyarakat Jepang. Ia mengadakan kunjungan resmi ke 18 negara, termasuk ke 47 prefektur di Jepang.
Baca Juga
Advertisement
Putra Sulung Penerobos Tradisi Bangsawan Jepang
Akihito merupakan putra pertama dan anak kelima dari tujuh bersaudara Kaisar Showa (Hirohito) dan Maharani Kojun (Nagako). Ia menyandang gelar Tsugu no miya (Pangeran Tsugu) semasa kanak-kanak, dan dibesarkan serta diajar oleh guru privat dan kemudian belajar di Sekolah Dasar Anak Laki-laki dan Sekolah Menengah ketika itu, Peers' School (Gakushuin selepas 1947) pada 1940-52.
Putra sulung Kaisar Hirohito dan Permaisuri Nagako itu dipisahkan dari keluarganya pada usia 3 tahun.
Ketika kota Tokyo dibom oleh pihak Amerika pada Maret 1945, ia dan adiknya, Pangeran Masahito (sekarang Pangeran Hitachi), dipindahkan dari Tokyo. Ketika masa pendudukan Amerika selepas Perang Dunia II, Pangeran Akihito belajar tentang Inggris dengan Elizabeth Gray Vining guru wanita asal Amerika Serikat yang tugas utamanya adalah memperkenalkan dan mengajarkan asas-asas demokrasi kepada putra mahkota Jepang.
Pangeran Akihito kuliah sebentar di Jurusan Ilmu Politik di Universitas Gakushuin di Tokyo dan tidak menerima ijazah. Seperti ayahnya, ia menyukai biologi laut dan mempelajarinya sungguh-sungguh. Ia juga senang mendengarkan musik, klasik maupun jazz, dan sering bermain tenis dan bridge.
Walaupun ia merupakan putra mahkota Takhta Bunga Seruni dari 23 Desember 1933, pelantikan resmi sebagai Pangeran (Rittaishi no Rei) berlangsung pada 10 November 1951 di Istana Kaisar.
Pada Juni 1953, Pangeran Akihito mewakili Jepang sebagai utusan dalam upacara pelantikan Ratu Elizabeth II dari Britania Raya. Pada 10 April 1959, ia menikah dengan Michiko Shoda (lahir 20 Oktober 1934), anak perempuan Shoda Hidesaburo, presiden komisaris Industri Tepung Nisshin.
Pernikahan tersebut menerobos tradisi karena Michiko Shoda bukan seorang keturunan bangsawan yang pertama yang menikah dengan keluarga kerajaan. Selepas itu, Pangeran Akihito dan Putri Michiko mengadakan kunjungan resmi ke 37 negara.
Ia menjadi anggota pertama dari keluarga Imperial yang menikah dengan rakyat biasa.
Kaisar Akihito dan Ratu Michiko dikaruniai tiga anak, yakni Pangeran Naruhito (lahir 23 Februari 1960), Pangeran Akishino (Fumihito, lahir 30 November 1965) dan Sayako Kuroda (dahulunya Sayako, Putri Nori, lahir 18 April 1969).
Pada 18 Februari 2012, Kaisar Akihito menjalani operasi bypass jantung di Rumah Sakit Unversitas Tokyo atau University of Tokyo Hospital pada pukul 09.24 waktu setempat. Ia harus menjalani operasi bypass jantung setelah hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyempitan pembuluh darah koronernya.
Selama operasi dan masa penyembuhan, putra sulung Akihito, Putra Mahkota Naruhito akan mengambil alih tugas-tugas resmi seperti menghadiri seremoni publik dan menemui tamu-tamu negara.
Saksikan juga perayaan ulang tahun Kaisar Akihito di Jakarta dalam video berikut ini: